Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Permata Raup Laba Bersih Rp 2 Triliun, Naik 64% Sepanjang 2022

Bank Permata Raup Laba Bersih Rp 2 Triliun, Naik 64% Sepanjang 2022 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Permata Tbk  berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2022. Hal ini tercermin dari berhasilnya perseroan meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 64% jika dibandingkan pencapaian tahun 2021.

Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli mengatakan, pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp 11,5 triliun atau tumbuh 13,2% yoy didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,4% yoy.  

"Tahun 2022 kami memanfaatkan momentum-momentum yang memperkuat posisi PermataBank sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia," kata Meliza dalam keterangan resmi, Kamis (23/2).

Diikuti pertumbuhan aset sebesar 8,8% yoy menjadi sebesar Rp 255,1 triliun. Kemudian penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 8,7% yoy menjadi sebesar Rp136,3 triliun. Hal ini  didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masing-masing sebesar 10,3% dan 12,6%.  

Baca Juga: Inflasi dan Covid-19 Bisa Picu Kenaikan Klaim Asuransi dan Reasuransi pada 2023

Sementara dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat sebesar 8,8% yoy menjadi Rp 195,6 triliun, terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8% yoy.

Meliza mengatakan, hal ini sejalan dengan strategi bank untuk fokus pada pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang di tengah-tengah tren kenaikan suku bunga pasar.

"Biaya dana yang efisien akan memperkuat posisi bank dalam menyalurkan kredit perbankan dengan suku bunga yang bersaing. Adapun Rasio dana murah (CASA) perseroan meningkat menjadi 58%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54%," jelasnya.

Meliza menegaskan, pihaknya tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat perlambatan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan suku bunga global dan secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap risiko kredit inheren.  

Rasio kredit macet (NPL) gross pada Desember 2022 terjaga di level 3,1% membaik dari 2021 sebesar 3,2%. Rasio NPL net juga mencerminkan prudensi pembentukan cadangan kerugian kredit yang mengalami perbaikan menjadi 0,4% dibandingkan dengan 0,7% pada Desember 2021, dimana rasio NPL coverage terjaga di kisaran 240%.

"Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset," terangnya. 

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Transaksi, BNI Hadirkan Layanan Perbankan di Lingkungan BNN

Sejalan dengan penurunan rasio NPL, rasio Loan at Risk (LAR) perusahaan juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 14,6% di tahun 2021 menjadi 10,9% per akhir tahun 2022. Hal ini melanjutkan perbaikan kualitas aset meski bank menambahkan pencadangan kerugian kredit bersih sebesar Rp2,4 triliun selama  2022.

Meliza mengatakan, bank memastikan kecukupan pencadangan terkait kondisi perekonomian domestik dan global yang diperkirakan masih mengalami tantangan yang cukup signifikan pada 2023. 

Walaupun begitu, ditengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, Meliza bilang, PermataBank berhasil mempertahankan rasio CIR stabil pada level sekitar 55% pada 2022. 

"Rasio permodalan bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 34,2% dan 25,7%, di mana hal ini menjadi modal bagi bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik," pungkasnya.

Baca Juga: Bersiap Spin-Off, Investree Group Hentikan Operasional Investree Syariah

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: