Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan Bunga Naik, Laba Citi Indonesia Tembus Rp 1,15 Triliun di Semester I 2023

Pendapatan Bunga Naik, Laba Citi Indonesia Tembus Rp 1,15 Triliun di Semester I 2023 Kredit Foto: Citi Indonesia
WE Finance, Jakarta -

Citi Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,15 triliun pada semester I 2023. Nilai tersebut tumbuh 53,41% jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 749,61 miliar. 

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 55,76% menjadi Rp 2,43 triliun.

"Perusahaan juga akan terus menyediakan layanan dan solusi end to end kepada  para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik," ujarnya dalam paparan kinerja semester I 2023 di Jakarta, Kamis (10/8).

Selain laba, perusahaan juga berhasil mencatatkan peningkatan kredit institutional group sebesar 12,7%, dengan sektor penyumbang terbesar berasal dari manufaktur, keuangan dan asuransi. 

Sementara itu, secara total kredit yang disalurkan oleh Citi Indonesia turun 1,12% menjadi Rp 43,24 triliun hingga Juni 2023. Padahal pada tahun sebelumnya, perusahaan mampu salurkan kredit sebesar Rp 43,73 triliun. 

Batara mengungkapkan, bahwa penurunan tersebut terjadi karena pelunasan kredit modal kerja jangka pendek oleh beberapa klien multinasional di semester kedua 2022. Namun demikian Citi Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10,4% secara ytd. 

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Premi Dua Digit, Allianz Life Andalkan Agen Asuransi hingga Bancassurance

"Hal ini ditunjang oleh pertumbuhan portofolio kredit dari lini bisnis institutional banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan dan asuransi," paparnya.

Meski kredit turun, ia melihat kondisi makro saat ini yang juga didukung dengan pipeline kredit yang kuat, bank optimis akan dapat memenuhi target kredit korporasi untuk semester kedua.

"Kami akan terus mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan di lini bisnis korporasi sebagai mesin pertumbuhan utama dengan akan dijualnya bisnis consumer banking," ungkap Batara.

Dari sisi pendanaan, Citibank Indonesia telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 70,31 triliun, naik 3,23% yoy pada semester I 2023. Dari situ, dana murah atau current account saving account (CASA) turun 6,45% yoy menjadi Rp 53,2 triliun.

Rasio Kecukupan Likuiditas (LCR) dan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (NSFR) Citi Indonesia tetap  kuat di 297% dan 136%. Citi Indonesia juga memiliki modal yang kuat  dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 28,7%. 

Rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) gross naik dari 2,86% pada Juni 2022 menjadi Rp 2,89% pada Juni 2023. Dengan kenaikan tersebut, perusahaan terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang sebagaimana tercermin dalam rasio NPL Net sebesar 0,31%. 

Selain itu, Citi Commercial Bank membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 28% sepanjang kuartal kedua 2023. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas. 

Hal ini juga ditopang bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS) Citi Indonesia yang juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di  kuartal kedua tahun ini. 

Batara mengatakan, volume transaksi yang mendukung aktivitas operasional klien terus meningkat, baik untuk mata uang lokal maupun asing, didukung oleh pertumbuhan yang stabil dari simpanan pihak ketiga sebesar 22%.  

"Seiring dengan pertumbuhan kami yang didukung oleh platform digital untuk memfasilitasi  transaksi antara eksportir, importir, pemasok dan pembeli, bisnis trade finance kami juga  membukukan pertumbuhan sebesar 16%," katanya.

Baca Juga: Melalui KoinPaylater, Fintech KoinWorks Salurkan Pembiayaan Rp 52 Miliar ke UMKM

Citi juga mencatkan pertumbuhan pesat dalam hal penggunaan dan jumlah transaksi di  platform perbankan korporat berbasis web, CitiDirect, serta platform konektivitas lainnya seperti API dan Host to Host. 

Hampir seluruh transaksi pengiriman dana atau 99% telah dilakukan melalui platform elektronik sehingga jumlah transaksi yang mencakup pemindahan dana di dalam dan luar negeri terus meningkat.

Sementara untuk lini bisnis retail banking, Citi Indonesia juga berhasil mempertahankan pertumbuhan transaksi perbankan digital. Jumlah akuisisi nasabah baru kartu kredit melalui saluran digital meningkat 86% pada akhir kuartal kedua 2023. 

"Pada periode yang sama, penggunaan digital untuk produk pinjaman juga  meningkat 12%. Hal ini menjadikan kanal digital sebagai salah satu penunjang pertumbuhan bisnis, dan menguatkan misi kami untuk meningkatkan inklusi digital," jelasnya.  

Tak hanya itu, dalam lini bisnis kartu kredit dan pinjaman, Citi Indonesia telah mencapai pemulihan penjualan kartu kredit ke tingkat prapandemi. Dengan kenaikan itu, interaksi digital nasabah akan terus menjadi prioritas utama sejak pembaruan Citi Mobile pada 2020. 

"Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pengguna aktif bulanan yang terus meningkat hingga tiga kali lipat di akhir kuartal kedua 2023," pungkas Batara.

Baca Juga: Dapen BUMN Bermasalah, OJK Desak Pendiri Lunasi Utang Iuran Peserta

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: