Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inflasi dan Covid-19 Diprediksi Akan Picu Kenaikan Klaim Asuransi dan Reasuransi Tahun Ini

Inflasi dan Covid-19 Diprediksi Akan Picu Kenaikan Klaim Asuransi dan Reasuransi Tahun Ini Kredit Foto: Unsplash/Vlad Deep
WE Finance, Jakarta -

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengungkapkan bahwa produk asuransi individu kesehatan menyumbang kenaikan klaim yang sangat besar bagi perusahaan pada 2022. 

"Selain karena perubahan perilaku konsumen, kenaikan inflasi yang sangat tinggi juga menjadi penyebab kenaikan klaim dari produk asuransi individu kesehatan," kata Direktur Keuangan dan Aktuaria Indonesia Re Maria Elvida Rita Dewi dalam keterangan resmi dikutip Jumat (24/2). 

Bahkan berdasarkan studi internal, kata Maria, kenaikan inflasi biaya kesehatan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi secara global. Diperkirakan potensi kenaikan inflasi biaya kesehatan tersebut akan semakin besar pada tahun ini. 

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa Indonesia Re sudah melakukan penyesuaian asumsi inflasi dalam perhitungan tarif premi asuransi kesehatan. Maria menilai klaim Covid-19 juga kemungkinan masih menjadi tantangan. 

Baca Juga: OJK Prediksi Industri Asuransi, Multifinance dan Dana Pensiun Tumbuh Positif Tahun Ini

Meskipun tidak secara langsung berdampak pada klaim reasuransi umum, situasi ekonomi akibat pandemi Covid-19 dinilai berdampak terutama pada lini asuransi kredit. Oleh karena itu, Indonesia Re telah melakukan pembatasan sejak awal 2022 untuk lini bisnis tersebut. 

“Kami juga mengantisipasi sejumlah hal yang berpotensi menyebabkan klaim pada tahun 2023, seperti perubahan iklim, kemungkinan resesi dan hal lainnya," tuturnya.

Maria mengungkapkan portofolio bisnis reasuransi jiwa di Indonesia Re sangat terdampak oleh lonjakan klaim varian delta Covid-19 pada kuartal IV 2021 yang berasal dari produk-produk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa kredit. 

Bahkan dampak klaim tersebut masih berlangsung hingga kuartal I 2022 akibat adanya penundaan dan klaim Covid-19 yang terjadi pada tahun lalu. Klaim tersebut mayoritas berasal dari produk asuransi kesehatan. 

Kendati demikian, Maria mengungkapan hingga Desember 2022, total klaim Covid-19 sudah jauh menurun dibandingkan dengan realisasi 2021. Total klaim Covid-19 pada 2021 mencapai Rp 325 miliar, sedangkan pada Desember 2022 tercatat senilai Rp 98 miliar.

“Untuk lini bisnis reasuransi jiwa, nilai klaim gross yang telah diselesaikan akibat Covid-19 tahun 2022 turun menjadi 16,29% dari total klaim dibandingkan 2021 sebesar 23,34%. Hal ini menunjukan optimisme dampak Covid-19 terhadap klaim semakin menurun,” katanya. 

Baca Juga: Terus Meningkat, Aset Perumda BPR Bank Blora Artha Capai Rp 128 Miliar

Dampak Covid-19 juga mempengaruhi kinerja underwriting sektor reasuransi umum. Secara tidak langsung, dampaknya terasa pada lini usaha aneka, khususnya lini finansial yang mencakup suretyship dan asuransi kredit dengan nilai klaim mencapai kisaran Rp 200 miliar pada 2021. 

“Sampai dengan posisi Desember 2022, sektor asuransi kredit (treaty) masih membukukan hasil underwriting yang minus Rp 123 miliar,” ungkapnya.

Meskipun telah mengalami penurunan signifikan pada 2022, pihaknya melihat potensi peningkatan klaim Covid-19 dari produk asuransi kesehatan masih cukup besar. Sebab, pemerintah Indonesia hanya menanggung gejala Covid-19 yang parah dan untuk pengobatan gejala sedang dan ringan ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) HSM Widodo juga menilai bahwa inflasi masih akan menjadi salah satu tantangan industri, khususnya terkait klaim di asuransi dan reasuransi nasional.

Di samping itu, jelas dia, inflasi akan memengaruhi cost of good solds (CoGS) atau seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa, mulai dari tahap pembuatan hingga pendistribusiannya.

“Tentunya inflasi masih menjadi tantangan. Dari sisi klaim, akan sangat meningkat dari pemulihan yang terdampak pada klaim,” ungkap Widodo.

Baca Juga: OJK Proyeksi Kredit Perbankan Tumbuh hingga 12% Sepanjang 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: