Bank Mayapada Targetkan Laba Bersih Capai Rp 236 Miliar pada 2023

WE Finance, Jakarta -

PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 236 miliar di akhir 2023. Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp25 miliar.

"Sesuai dengan rencana bisnis bank kami di tahun 2022, laba tahun berjalan sekitar Rp25 miliar. Sedangkan di tahun 2023, kita memproyeksikan pencapaian laba sebesar Rp236 miliar. Itu kira-kira proyeksi laba yang kita harapkan," kata Wakil Direktur Utama Bank Mayapada Thomas Arifin dalam RUPST, Rabu (24/5).

Hingga kuartal I 2023, Bank Mayapada membukukan laba bersih senilai Rp 35,51 miliar, turun 21% secara tahunan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45,32 miliar. "Dari sisi profitabilitas memang masih menurun, jadi secara korporasi di 2023 tentu akan tumbuh secara hati-hati mengingat keadaan daripada eksternal dan internal dari ekonomi global maupun regional ekonomi," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Thomas menyampaikan, pada tahun ini perseroan akan mendorong penyaluran kredit pada segmen wholesale, Small Medium Enterprise (SME) dan konsumer. Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mencapai target laba bersih tahun ini.

Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Kredit 7,4%, Bank Mayapada Sasar Segmen Wholesale dan Konsumer

"Perseroan di 2023 merencanakan untuk melakukan pertumbuhan kredit 7,4% sambil tetap menumbuhkan keinginan kita untuk mendapatkan Dana Pihak Ketiga (DPK)," ujarnya.

Sementara untuk sektor ekonominya, Bank Mayapada akan menekankan sektor di luar real estate dan konstruksi. Meski demikian, perseroan tetap memperhatikan dan melakukan prinsip prudensial banking atau risk management yang baik atas penyaluran kredit perseroan di 2023.

Bank Mayapada juga menargetkan penurunan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) dari 4,7% menjadi 3% dan NPL net 1,71%. Hingga kuartal I 2023, NPL Bank Mayapada berada di angka 2,83%, sedangkan NPL net sebesar 1,56%. Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mayapada mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,42% menjadi Rp 94,31 triliun. 

Baca Juga: OJK Kembali Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK