Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Home Credit Targetkan Proses Akuisisi Akan Rampung Awal Semester II 2023

Home Credit Targetkan Proses Akuisisi Akan Rampung Awal Semester II 2023 Kredit Foto: Home Credit
WE Finance, Jakarta -

Pada akhir 2022, Home Credit Group  mengumumkan penandatanganan perjanjian untuk menjual dua bisnisnya yang berbasis di Indonesia dan Filipina dalam kesepakatan senilai €615 juta atau sekitar Rp 10 triliun. 

Transaksi tersebut terlaksana dengan melibatkan anak perusahaan MUFG Bank, Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) yang mengakusi Home Credit di Indonesia. 

Transaksi tersebut merupakan bagian dari akuisisi MUFG dan MUFG Bank atas seluruh saham Home Credit Consumer Finance Philippines, Inc. (HC Philippines) dan 85,0% saham PT Home Credit Indonesia (HC Indonesia). 

Chief Executive Officer & Executive Director Home Credit International Radek Pluhar mengungkapkan, saat ini perkembangan akusisi tersebut masih dalam proses pengurusan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Harapannya proses akuisisi ini akan rampung di awal semester II 2023," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (8/3).

Sementara di Filipina, Radek mengatakan, secara proses lebih sederhana sehingga lebih cepat rampung. Namun sejauh ini ini proses akuisisi kedua negara tersebut berjalan lancar.

Baca Juga: Kalah Eksis dari Perbankan, Jumlah Pemain Modal Ventura Terus Berkurang

Adapun transaksi ini tunduk pada persetujuan dari pemegang saham Krungsri, Bank Thailand (BOT), OJK, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) Philippines Competition Commission (PCC), dan pemberitahuan kepada Japanese Financial Services Agency (JFSA).

Selain itu, tunduk pada Securities and Exchange Commission of Philippines, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan regulator lainnya

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan, perkembangan bisnis di Indonesia cukup baik dengan tumbuh sesuai dengan harapan. Perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 51 triliun di usianya ke-10 dalam memberikan layanan keuangan untuk masyarakat.

Perusahaan juga mencatat adanya peningkatan jumlah pelanggan dengan rata-rata 69% per tahun, dari hanya sekitar 30.000 pelanggan pada 2013 lalu, bertambah hingga 5,8 juta pelanggan pada akhir 2022 dengan total volume pembiayaan mencapai Rp 51 triliun. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Terkendali, Klaim Meninggal Dunia di Asuransi Jiwa Turun 43,8%

Sementara di kazakhstan, sempat ada isu geopolitik dan cukup meresahkan. Namun tidak terlalu berimplikasi terhadap bisnis. Untuk Russia, Radek mengatakan, sudah tidak lagi menjalankan bisnisnya dari agustus 2022 karena tidak ingin terlibat dalam konflik.

"Untuk china sedang mencari potensi kemitraan bisnis lokal. Karena sejauh ini dikelola sendiri. Vietnam tahun 2022 bisnisnya menguntungkan sehingga sesuai dengan ekspektasi," terangnya. 

Semetara di Filipina, ia menyebut tahun lalu merupakan tahun yang bagus dari sisi kepuasan pelanggan dan produk, maupun pelanggan baru yang tertarik mengajukan pinjaman baru ke perusahaan. 

Di tengah perkembangan kondisi tersebut, pihaknya belum ada rencana untuk melakukan ekspansi ke negara lain dalam waktu dekat. Namun, untuk peluang baru akan selalu terbuka selama menguntungkan untuk bisnis. 

Baca Juga: Naik Tipis, Laba Bank Jatim Capai Rp 1,54 Triliun Sepanjang 2022

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: