Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Pasar Besar, Home Credit Tinjau Peluang Masuk ke Bisnis Syariah

Potensi Pasar Besar, Home Credit Tinjau Peluang Masuk ke Bisnis Syariah Kredit Foto: Home Credit
WE Finance, Jakarta -

PT Home Credit Indonesia (Home Credit) mengaku tertarik untuk masuk ke bisnis pembiayaan syariah. Mengingat potensi pasarnya yang masih sangat besar di Indonesia. 

Chief Sales Officer Home Credit Indonesia, Dolly Susanto mengatakan pihaknya tidak mau terlalu buru-buru masuk ke bisnis syariah karena masih akan fokus pada bisnis yang ada sekarang.

"Kami masih fokus pada bisnis yang digeluti sekarang ini, salah satunya proses transisi masuk ke ekosistem Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG)," ujar Dolly di Bandung pada Senin (26/6).

Seperti diketahui pada akhir 2022, Home Credit Group mengumumkan penandatanganan perjanjian untuk menjual dua bisnisnya yang berbasis di Indonesia dan Filipina dalam kesepakatan senilai €615 juta atau sekitar Rp 10 triliun. 

Transaksi tersebut terlaksana dengan melibatkan anak perusahaan MUFG Bank yakni Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dan Adira Finance dengan mengakusi Home Credit di Indonesia. 

Baca Juga: OJK Tingkatkan Literasi Digital ke Mahasiswa - mahasiswi Banjarmasin

Di sisi lain, pihaknya mengaku tertarik masuk ke bisnis syariah semenjak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan terkait pembiayaan syariah dan unit usaha syariah (UUS). Salah satu pasar potensialnya ada di provinsi Aceh. 

Namun Home Credit tidak bisa memaksakan diri untuk masuk ke segmen tersebut. Sebab, Home Credit bukan perusahaan pembiayaan berbasis syariah. Di lain sisi, hanya lembaga keuangan syariah yang bisa masuk ke Aceh. 

"Jadi, Home Credit tidak bisa beroperasi di Aceh. Untuk masuk ke segmen syariah kami juga masih meninjau sih opportunity-nya juga gede banget," kata Dolly.

Lebih lanjut, Dolly menyampaikan informasi terkini terkait proses akuisisi MUGF atas Home Credit. Menurut dia, akusisi tersebut tinggal menunggu keputusan dari regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).

"Ya, tingga tunggu keputusan, kami ingin secepatnya juga. (Prosesnya) sudah selesai semuanya, tinggal menunggu keputusan OJK dan BI saja ketuk palunya kapan. Pasti akan kami umumkan nanti," pungkasnya. 

Baca Juga: Aset Tembus Rp 64,32 Triliun, CIMB Niaga Syariah Akan Patuhi Ketentuan Spin Off dari OJK

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: