Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar Konferensi Internasional, IFG Dorong Implementasi Standar Akutansi PSAK 74

Gelar Konferensi Internasional, IFG Dorong Implementasi Standar Akutansi PSAK 74 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Gelaran IFG International Conference 2023 mempertegas komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan industri asuransi dalam implementasi standar akuntansi baru IFRS-17 atau dikenal juga sebagai PSAK 74.

IFRS-17 akan memberikan informasi yang lebih akurat melalui penyampaian laporan keuangan tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan asuransi kepada pemangku kepentingan. Implementasi ini juga mendorong perusahaan asuransi memiliki asumsi yang tepat, baik terhadap risiko-risiko maupun efek perubahan ekonomi yang selalu dinamis.   

Direktur Teknik IFG, Rianto Ahmadi mengatakan, dengan IFRS 17, komponen utama pendapatan perusahaan tidak lagi dari pendapatan premi.

"Tetapi digantikan dengan provisions of services, yang merupakan proyeksi terbaik (best projections) atas berbagai klaim dan biaya attributable perusahaan, yang dihasilkan menggunakan asumsi-asumsi aktuaria berbasis studi pengalaman klaim dan biaya masa lalu perusahaan," ujar Rianto dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (25/9),

Kesenjangan yang diperoleh dari komparasi antara proyeksi klaim dan biaya attributable tersebut dengan besaran klaim dan biaya attributable aktual, yang diletakkan di bagian biaya laporan laba rugi perusahaan, akan memperlihatkan apakah gains atau loss, menjadi keuntungan atau kerugian perusahaan.

“Jika gap-gap tersebut memiliki magnitudes yang relatif besar, dapat langsung disimpulkan asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan perusahaan sebelumnya perlu di-review kembali, sehingga format baru akuntansi ini bersifat sangat lebih diagnostic,” imbuh Rianto.

Baca Juga: Kinerja Makin Solid, BNI Optimis Raih Pertumbuhan Kredit hingga 9% pada 2023

Adapun, IFG International Conference 2023 mengangkat tema 'Shaping the Foundations for Sustainable & Resilient Insurance and Pension Fund'. Konferensi ini telah berlangsung selama dua hari, pada 19 dan 20 September 2023 di Hotel Shangri La, Jakarta.

Wakil Direktur Utama IFG, Haru Koesmahargyo mengatakan, IFG International Conference 2023 menghadirkan nilai tambah kepada pemerintah, regulator dan praktisi di industrI asuransi untuk bersama-sama melakukan pengembangan dan penguatan literasi, dengan mengupas beberapa sub-tema.

"Ini dengan tujuan untuk menjelaskan lanskap ekonomi makro di sektor asuransi secara luas, memberikan update komprehensif tentang kondisi sektor dana pensiun di Indonesia saat ini beserta tantangan-tantangannya, dan mempelajari perencanaan dana pensiun melalui  strategi Liability-Driven Investment (LDI)," jelas Haru.

Di samping itu, konferensi internasional tersebut juga membahas tantangan jangka pendek dan jangka panjang, mencakup implementasi IFRS-17 dan seluk-beluk asuransi mikro, dampak besar dari digitalisasi dan potensi asuransi yang sesuai dengan syariah, terutama bagi Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. 

"Dibahas juga Undang-Undang yang baru saja disahkan tentang Pengembangan dan Penguatan Reformasi Sektor Keuangan, yang dikenal sebagai UU P2SK, yang mengamanatkan pembentukan skema penjaminan asuransi dalam waktu lima tahun," kata Haru.

Sebagai informasi, dalam dua hari penyelenggaraan, IFG International Conference 2023 dihadiri lebih dari 500 peserta dari 165 institusi dan asosiasi, di antaranya regulator, pelaku industri, praktisi, akademisi, lembaga think tank, dan anggota asosiasi. 

“Kami berharap konferensi ini memberikan wawasan baru untuk membentuk landasan literasi yang kuat dan berdampak pada perbaikan dan penguatan sektor asuransi, penjaminan dan investasi Indonesia selama beberapa dekade ke depan,” pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Nasabah BPR KRI yang Terima Pembayaran Klaim Penjaminan Simpanan dari LPS

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: