Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bidik Pertumbuhan Kredit hingga 10%, Ini Strategi Citi Indonesia

Bidik Pertumbuhan Kredit hingga 10%, Ini Strategi Citi Indonesia Kredit Foto: Citi Indonesia
WE Finance, Jakarta -

Citi Indonesia optimistis penyaluran kredit akan tumbuh positif di tahun ini. Perusahaan menargetkan kredit dapat tumbuh satu digit atau di kisaran 5% - 10% secara tahunan (yoy). 

Nilai tersebut dibidi sejalan dengan portofolio pinjaman Citi yang menurun. Pada semester pertama 2022, portofolio pinjaman tercatat sebesar Rp 43,7 triliun. Sedangan pada semester I 2023 sebesar Rp 43,2 triliun.

"Jadi kami melihat bahwa proyeksi daripada loan to loan ini akan terjaga sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB), apakah itu nanti low atau middle single digit, atau antara 5 sampai 10%, ya kita lihat-lihat rest of the year," kata CEO Citi Indonesia Batara Sianturi dalam paparan kinerja semester I 2023 di Jakarta, Kamis (10/8).

Dalam kesempatan tersebut, Batara menyampaikan, penurunan portofolio pinjaman disebabkan oleh pelunasan kredit modal kerja jangka pendek oleh beberapa klien multinasional di semester kedua 2022.

Namun demikian selama semester pertama 2023, Citi Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10.4% secara year to date ditunjang oleh pertumbuhan portofolio kredit dari lini bisnis institutional banking, terutama pada sektor industri manufaktur serta perantara keuangan dan asuransi. 

Baca Juga: Gandeng Gakeslab Indonesia, BSI Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah di Sektor Kesehatan

"Melihat kondisi makro saat ini yang juga didukung dengan pipeline kredit yang kuat, Bank optimis akan dapat memenuhi target kredit korporasi untuk semester kedua, dan akan terus mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan di lini bisnis korporasi sebagai mesin pertumbuhan utama dengan akan dijualnya bisnis consumer banking," ungkap Batara.

Selama semester pertama tahun ini, jumlah kredit institutional group meningkat sebesar 12,7%, dengan sektor penyumbang terbesar berasal dari manufaktur, keuangan dan asuransi.

Sementara itu, rasio Kecukupan Likuiditas (LCR) dan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (NSFR) Citi Indonesia tetap  kuat di 297% dan 136%. Citi Indonesia juga memiliki modal yang kuat  dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 28,7%. 

Baca Juga: OJK Siapkan Aturan Baru Fintech, Atur Besaran Bunga hingga Penagihan Kredit

Rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) gross naik dari 2,86% pada Juni 2022 menjadi Rp 2,89% pada Juni 2023. Dengan kenaikan tersebut, perusahaan terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang sebagaimana tercermin dalam rasio NPL Net sebesar 0,31%. 

Selain itu, Citi Commercial Bank membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 28% sepanjang kuartal kedua 2023. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas. 

Hal ini juga ditopang bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS) Citi Indonesia yang juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di  kuartal kedua tahun ini. 

Batara mengatakan, volume transaksi yang mendukung aktivitas operasional klien terus meningkat, baik untuk mata uang lokal maupun asing, didukung oleh pertumbuhan yang stabil dari simpanan pihak ketiga sebesar 22%.  

"Seiring dengan pertumbuhan kami yang didukung oleh platform digital untuk memfasilitasi transaksi antara eksportir, importir, pemasok dan pembeli, bisnis trade finance kami juga  membukukan pertumbuhan sebesar 16%," pungkasnya.

Baca Juga: Rencana Penyehatan Keuangan Belum Optimal, OJK Minta AJB Bumiputera Optimalkan Aset dan Bisnis Asuransi

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: