Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kualitas Kredit BNI Makin Sehat di Semester I 2023, Ini Rahasianya

Kualitas Kredit BNI Makin Sehat di Semester I 2023, Ini Rahasianya Kredit Foto: Dok. BNI.
WE Finance, Jakarta -

Kualitas kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) semakin sehat di semester I 2023. Hal ini tercermin dari rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) BNI per Juni 2023 pada level 2,5%, membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,2%.

Sementara rasio kredit berisiko atau Loan at Risk (LAR) berada pada level 16,1%, membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6%.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengatakan, di tahun yang penuh tantangan ini, pihaknya yakin kualitas kredit yang terjaga merupakan fondasi paling utama untuk dapat menjaga keberlangsungan bisnis. uNTUK ITU, perseroan memiliki beberapa upaya untuk menjaga kualitas kredit. 

Pertama, BNI melakukan pipeline management berdasarkan tingkat risiko yang dapat diterima perseroan (industry risk appetite) dan kriteria penerimaan risiko (risk acceptance criteria). Selain itu, perseroan terus melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap eksekusi target.

Baca Juga: Jumlah Pengguna Terus Bertambah, Transaksi BNI Mobile Banking Tembus Rp 544 Triliun

"Kami menerapkan fast lane untuk komite kredit untuk diamond dan wave clients yang sekaligus diawasi langsung oleh unit risiko sejak proses pipeline dengan tujuan untuk mempercepat proses kredit," ujarnya dalam paparan kinerja keuangan BNI dikutip pada Jumat (28/7).

Selain itu, bank pelat merah ini juga memiliki program insentif khusus untuk mengembangkan portfolio green loan dan sustainability link loan dengan tujuan untuk membangun portfolio kredit yang berkelanjutan dan memiliki ketahanan dari risiko perubahan iklim.

Baca Juga: Gandeng OJK dan AFPI, Fintech AdaKami Perluas Literasi Keuangan DIgital di Indonesia Timur

Kedua, perseroan memperkuat proses underwriting dengan melakukan pendalaman analisis kredit yang dilengkapi dengan verifikasi dan juga pendalaman business process. Ketiga, BNI memperkuat proses monitoring dengan meluncurkan single integrated monitoring yang merupakan bentuk optimalisasi dari tools early warning system.

"Keempat, kami juga memperkuat rebalancing portfolio dan protokol crisis. Secara periodik, kami melakukan stress test dan sensitivity analysis terhadap peningkatan suku bunga, nilai tukar, serta harga komoditas," ujar David.

Selanjutnya yang kelima, perseroan melakukan optimalisasi terhadap sistem pengelolaan portfolio loan at risk dan juga remedial recovery. "Dalam hal ini kami memperkuat restrukturisasi debitur NPL yang masih memiliki prospek melakukan lelang secara masif dan juga mengoptimalisasi kerja sama dengan pihak," pungkasnya.

Seperti diketahui, total kredit lancar BNI yang direstrukturisasi juga membaik sebesar 270 bps menjadi 9,3%. Hal ini seiring dengan berjalannya skema restrukturisasi kredit dan pulihnya bisnis debitur. 

Baca Juga: Kualitas Kredit Makin Sehat, NPL BNI Turun Jadi 2,5% pada Juni 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: