Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gandeng OJK dan AFPI, Fintech AdaKami Perluas Literasi Keuangan DIgital di Indonesia Timur

Gandeng OJK dan AFPI, Fintech AdaKami Perluas Literasi Keuangan DIgital di Indonesia Timur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Perusahaan financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending, AdaKami melakukan edukasi sekaligus menyosialisasikan keuangan digital secara lebih lengkap kepada masyarakat Indonesia Timur yang diyakini mampu mendukung pertumbuhan perekonomian nasional secara berkelanjutan. 

Bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), AdaKami menghadiri rangkaian acara 'Muda Paham Fintech' yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. 

Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega memberikan informasi yang menyeluruh kepada publik terkait P2P lending, termasuk peranan dan manfaat keberadaannya terhadap pemberdayaan usaha kecil dan menengah yang menjadi roda ekonomi terdepan di tengah masyarakat.

AdaKami juga meningkatkan kolaborasi dengan membuka peluang kepada berbagai pihak untuk saling membantu dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi yang lebih baik melalui keberadaan akses keuangan digital yang semakin luas di wilayah Indonesia Timur. 

"Kami berharap upaya strategis ini mampu mengajak masyarakat untuk terus bertumbuh sejalan dengan visi besar AdaKami dalam menciptakan ekonomi indonesia yang semakin inklusif," ujar Bernardino dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (28/7).

Baca Juga: Ditopang Segmen Korporasi dan Perorangan, Simpanan Nasabah Perbankan Capai Rp 7.799 triliun

AdaKami meyakini bahwa industri keuangan digital terutama fintech peer to peer lending bisa menjadi solusi pemenuhan kebutuhan kredit di Indonesia terutama membuka akses yang lebih luas dan mudah untuk masyarakat unbanked dan underserved. 

Oleh karena itu, Bernardino menilai, perlu adanya rencana strategis jangka panjang dalam mempersempit gap literasi dengan ragam inovasi teknologi.

"Ini bertujuan untuk membuka akses keuangan digital yang semakin mudah, aman dan dekat dengan masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Financial Technology OJK, Tris Yulianta menyampaikan, pertumbuhan industri fintech yang semakin meningkat perlu didukung dengan layanan keuangan digital yang lebih cepat serta transparan.

Baca Juga: Perkuat Pengawasan, OJK Luncurkan Aplikasi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH)

"Sehingga diharapkan ada lebih banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan P2P lending secara bijak untuk ekonomi yang semakin bertumbuh khususnya di wilayah Indonesia Timur," kata Tris.

Sebagai regulator, OJK turut meyakini diperlukannya dukungan dari para pemangku kepentingan untuk mengkomunikasikan peran strategis P2P lending dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas terutama di wilayah Indonesia Timur. 

Sampai saat ini terdapat 102 P2P lending yang berizin dan diawasi oleh OJK dengan Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari (TKB90) 96,64% per Mei 2023. 

Ketua Bidang Edukasi, Literasi dan Riset AFPI, Entjik S Djafar menilai, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perlu didorong untuk mengoptimalkan layanan financial technology agar tingkat inklusi keuangan UMKM semakin meningkat. 

Langkah nyata upaya penetrasi yang serius kepada UMKM juga diwujudkan dengan kolaborasi kegiatan yang menggandeng mitra-mitra strategis, seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi dan pelaku dari UMKM itu sendiri.

"OJK, AFPI, bersama-sama dengan penyelenggara fintech lending juga secara aktif melakukan kegiatan serupa, yang sebelumnya telah dilakukan pula di beberapa kota seperti Makassar, Jakarta, Bali, Surabaya, Kupang, Yogyakarta, Malang, serta tidak menutup kemungkinan di kota-kota lain yang relevan," jelas Entjik.

Baca Juga: BSI Salurkan Pembiayaan UMKM Senilai Rp 4 Triliun di Jawa Timur

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: