Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Targetkan ROE Capai 18% di 2025, Ini Strategi BNI

Targetkan ROE Capai 18% di 2025, Ini Strategi BNI Kredit Foto: BNI
WE Finance, Jakarta -

Fundamental Kokoh, BNI Targetkan Tingkat Profitabilitas Lebih Optimal

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) tetap mampu membukukan kinerja kuartal ketiga tahun 2023 yang sehat. Laba bersih BNI tumbuh sebesar 15,1% secara tahunan (YoY), mencapai Rp15,8 triliun, dan inline dengan market consensus. 

Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menyampaikan pencapaian laba yang baik ini didukung oleh kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal ketiga, sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,8% YoY menjadi Rp671,4 triliun, didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.

Kualitas aset juga terus membaik, terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) per September 2023 yang berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%. Selain itu, rasio Loan at Risk (LaR) yang berada pada posisi 19,3% pada September tahun 2022 telah menunjukkan perbaikan ke posisi 14,4% pada September tahun ini.

"BNI berkomitmen untuk terus membukukan pertumbuhan berkualitas guna menghasilkan return yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang. Dengan berbagai strategi penguatan fundamental kinerja, perseroan mendorong Return on Equity (ROE) dapat naik ke tingkat yang lebih positif ke depannya. Hingga September 2023, ROE BNI telah mencapai 15,5%, meningkat 30 bps YoY.

Baca Juga: Fokus Tingkatkan Layanan ke Nasabah, Bank Mandiri Optimis Pertumbuhan Berlanjut Sampai Akhir 2023

Dalam upaya mencapai tingkat profitabilitas yang lebih optimal, kami menetapkan target ROE sebesar 18% pada tahun 2025," katanya.

Mucharom memaparkan BNI memiliki empat langkah strategis yang menjadi prioritas dalam menjaga kinerja tetap solid serta memberikan pendapatan yang optimal bagi para pemegang saham.

Pertama, BNI mengoptimalkan keunggulan kompetitif berupa jaringan kantor luar negeri yang terluas dibandingkan dengan bank demestik lainnya. Hal ini sejalan dengan mandat yang diberikan Pemerintah agar BNI menjadi bank Indonesia dengan kapasitas global.

Kantor Luar Negeri (KLN) berperan dalam pemberian fasilitas kepada group usaha nasabah yang beroperasi di luar negeri, serta supplier dan buyer dari debitur BNI Kantor Pusat. Kemudian perseroan juga semakin aktif berpartisipasi dalam kredit sindikasi top tier, pembiayaan skema khusus supply chain financing serta melayani kebutuhan nasabah-nasabah individual yang utamanya adalah Diaspora.

“Selain jaringan global yang kuat, bisnis BNI di dalam negeri secara konsisten terus tumbuh. Kami tetap senantiasa meningkatkan efisiensi proses bisnis. Perseroan juga melakukan berbagai terobosan seperti konsolidasi mesin ATM dengan bank BUMN, serta memperkuat model bisnis branchless atau keagenan melalui Agen46 yang tersebar di seluruh Indonesia,” sebutnya.

Kedua, Mucharom menuturkan perseroan tetap disiplin dalam melakukan diversifikasi kredit dengan fokus pada segmen bisnis yang sehat, termasuk menyasar segmen korporasi unggulan atau blue-chip company. Hingga September 2023, kredit segmen korporasi swasta tumbuh 8,7% year to date (YTD) menjadi

Rp251,6 triliun, diikuti segmen konsumer yang tumbuh 9,1% YTD, dan segmen enterprise yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi, tumbuh 0,6% YTD menjadi Rp57,4 triliun.

Selanjutnya, kredit yang disalurkan kepada BUMN juga mengalami peningkatan 6,9% YTD, dari Rp91,6 triliun di Desember 2022 menjadi Rp97,9 triliun di September 2023, terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis seperti PLN, Pertamina dan Bulog, serta beberapa BUMN lainnya di antaranya Pegadaian dan Jasa Marga.

Baca Juga: Tumbuh Positif, Kredit Perbankan Naik 8,99% di Oktober 2023

Ketiga, BNI akan terus melakukan perbaikan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sehat. Adapun hingga September 2023, komposisi DPK yang kami himpun didominasi oleh CASA atau Giro dan tabungan sebesar 69%.

Di tengah trend peningkatan suku bunga saat ini, biaya dana pihak ketiga BNI tercatat di kisaran 2%, dimana secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang di atas 3%.

Hal ini didukung layanan channel digital yang semakin baik, termasuk BNI Mobile Banking dan BNIDirect, sehingga kami mampu meningkatkan CASA berbasis transaksi dari nasabah secara berkelanjutan sehingga likuiditas BNI terjaga sehat untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit.

Keempat, perseroan terus mengedepankan pengelolaan manajemen risiko yang prudent. Selain indikator NPL dan LAR yang terus membaik, NPL coverage ratio per September 2023 telah mencapai 325%, meningkat dari Desember tahun lalu sebesar 278%.

“Perseroan juga mampu menjaga level Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada level yang memadai di level 21,9% per September 2023, jauh di atas batas minimum dari regulator sebesar 13,8%. Tingginya NPL coverage ratio dan juga CAR ini memberikan gambaran fundamental BNI yang kokoh sebagai pondasi dalam mengantisipasi risiko gejolak ekonomi di masa depan,” pungkasnya.

Penulis/Editor: Annisa Nurfitriyani

Bagikan Artikel: