Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Subsidi Bunga KUR, BRI Siapkan Startegi Soft Landing KUR

Ada Subsidi Bunga KUR, BRI Siapkan Startegi Soft Landing KUR Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

Sebagai salah satu pilar utama perekonomian, pelaku usaha mikro memiliki peran penting dalam menciptakan kesempatan kerja hingga percepatan pemberantasan kemiskinan.

Oleh karena itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan komitmen pemerintah terus menjaga pertumbuhan ekonomi nasional melalui percepatan pengembangan sektor riil, khususnya peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro.

Direktur Bisnis Mikro Supari mengatakan KUR telah mampu mendorong formalisasi kelompok masyarakat unbanked dan underbanked kepada akses pendanaan yang lebih besar.

"Program ini mampu menjadi jawaban masalah yang dihadapi oleh segmen mikro, yakni terbatasnya akses terhadap lembaga keuangan formal yang mudah dan terjangkau," ujar Supari dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (4/5).

Supari mengungkapkan pelaku usaha mikro yang mendapatkan pembiayaan KUR secara atraktif telah mendapatkan presentase omzet penjualan lebih besar dibandingkan segmen usaha yang lain. Apalagi, sejak awal diluncurkan, pelaksanaan KUR terus menunjukkan peningkatan baik alokasi (kuota) maupun realisasinya.

"Kemudahan akses dan beberapa relaksasi ketentuan terkait pembiayaan membuat antusias pelaku usaha mikro menjadi lebih tinggi dalam memanfaatkan program KUR tersebut," kata dia.

Baca Juga: Cegah Gagal Bayar, OJK Batasi Investasi Asuransi di Group Terafiliasi

Menurutnya, skema KUR telah mengalami transformasi yang sangat signifikan, yakni berubahnya skema KUR generasi pertama dengan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sejak tahun 2007 hingga 2014 ke KUR generasi kedua melalui subsidi bunga dari 2015 hingga saat ini.

Tahun 2022, BRI Research Institute melakukan penelitian yang mengukur tingkat efisiensi ekonomi KUR dengan menggunakan pendekatan konsep Dead Weight Loss (DWL) dan menyatakan kebijakan subsidi bunga yang membuat suku bunga KUR semakin rendah menyebabkan distorsi di pasar.

Dalam rangka mengurangi DWL yang terjadi dan melihat aktivitas ekonomi yang membaik serta ekspektasi UMKM optimistis di masa mendatang, langkah cepat telah dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dengan mengeluarkan kebijakan baru.

Pemerintah menegaskan penerapan tingkat suku bunga KUR 2023 diberikan secara berjenjang hingga pembatasan terhadap pengajuan nasabah KUR yang melakukan pengajuan berulang.

"Upaya ini mampu menjadi win–win solution bagi pemerintah yang mampu menghemat biaya pengeluaran negara dan pelaku usaha mikro yang masih dapat menikmati subsidi bunga KUR guna meningkatkan kapasitas usahanya," ungkapnya.

Baca Juga: Gantikan Bos OJK, Hadiyanto Ditunjuk Jadi Komisaris Utama SMI

Merespons kebijakan skema subsidi bunga KUR yang tertuang dalam Peraturan Kemenko Perekonomian terbaru, BRI telah menyiapkan strategi soft landing KUR. Salah satunya melalui shift back dan rejuvenasi produk pembiayaan.

Selain itu, peningkatan kualitas layanan pembiayaan juga telah dilakukan melalui digitalisasi business process yang mampu mempercepat layanan kepada masyarakat. Sehingga, pertumbuhan disbursement kredit komersial segmen mikro BRI capai 29% dan jumlah nasabah mengalami kenaikan signifikan lebih dari 42% yoy pada triwulan I 2023. 

"Pencapaian tersebut menunjukkan telah terjadi graduasi dan peningkatan usaha terhadap pelaku usaha mikro yang lebih komersial," tambah Supari.

Di sisi lain, bisnis segmen mikro BRI sendiri menyumbang kontribusi hampir 48% atau Rp 563,4 triliun dari total penyaluran kredit BRI. BRI juga mendorong 60% penyaluran pembiayaan berfokus pada sektor produksi yang memiliki multiplier effect lebih besar terhadap aktivitas ekonomi.

“Perubahan skema subsidi bunga dan prioritas alokasi sektor KUR kepada bisnis segmen mikro, akan mempercepat proses inklusi keuangan serta mendorong munculnya sumber pertumbuhan ekonomi baru," tutup Supari.

Baca Juga: PwC: 5 Tahun Ke Depan, Perusahaan Keuangan Akan Terpapar Risiko Ketidakstabilan Ekonomi, Siber dan Inflasi

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: