Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Sederet Tantangan Literasi dan Inklusi Asuransi Syariah di Indonesia

Ini Sederet Tantangan Literasi dan Inklusi Asuransi Syariah di Indonesia Kredit Foto: Astra Life.
WE Finance, Jakarta -

Direktur Utama PT Capital Life Syariah, Fitri Hartati mengatakan bahwa ekonomi syariah Indonesia memiliki pengaruh besar. Bahkan Indonesia menduduki posisi kedua di dunia setelah Malaysia.

Ia mengatakan hal tersebut karena mengacu pada data yang disampaikan oleh Islamic Finance Development Indicator (IFDI) tahun 2020.

"Kita bisa melihat bahwa posisi Indonesia tinggi ya, di nomor dua. Yang artinya perusahaan keuangan syariah di Indonesia ini cukup kuat, karena sudah dilihat juga oleh global," ujar Fitri dalam Webinar OJK Institute 'Memperkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah', Kamis (16/2).

Meski keuangan syariah memiliki potensi besar, namun Fitri membeberkan jika pangsa pasarnya masih rendah. Tercatat pangsa pasar asuransi syariah dari sisi aset hanya 5,51% hingga akhir Desember 2022. 

"Total asuransi syariah di Indonesia pun baru 58 perusahaan. Dari jumlah tersebut, hanya 15 perusahaan yang full pledge sedangkan sisanya masih berupa unit syariah," imbuhnya.

Baca Juga: Bank BTN Segera Terbitkan Obligasi dan EBA Retail Senilai Rp 1,5 Triliun

Untuk itu, Fitri pun menekankan pentingnya literasi dan inklusi asuransi syariah di tanah air meski terdapat beberapa tantangan antara lain kurangnya pemahaman tentang prinsip syariah, kesulitan aksesibilitas produk asuransi syariah, dan juga persepsi negatif tentang asuransi syariah.

"Tantangan selanjutnya yaitu perlunya perhatian lebih dari regulator, masih kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, dan juga Indonesia banyak ragam kultur maupun budaya," jelasnya.

Lebih lanjut, Fitri mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dan upaya menghadapi tantangan dalam meningkatkan literasi dan inklusi asuransi syariah. 

"Pertama yang terpenting adalah edukasi dan pelatihan. Kedua, aksesibilitas produk asuransi syariah. Lalu ketiga, pemasaran dan komunikasi. Keempat kita harus bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah. Yang terakhir yaitu menciptakan inovasi dan pengembangan produk," tuturnya.

Baca Juga: Kinerja Cemerlang, BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 333,58 Miliar Pada 2022

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: