Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makin Sehat, Rasio Kredit Masalah Perbankan Turun Jadi 2,4% pada 2022

Makin Sehat, Rasio Kredit Masalah Perbankan Turun Jadi 2,4% pada 2022 Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
WE Finance, Jakarta -

Stabilitas sektor jasa keuangan berhasil terjaga di tengah masa pemulihan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) di industri perbankan pada 2022.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, kredit perbankan pada tahun 2022 tumbuh sebesar 11,35% jika dibandingkan dengan 2021. Sementara gross perbankan sebesar 2,4%, atau turun dari tahun sebelumnya sebesar 3,00%.

"Ruang pertumbuhan lembaga jasa keuangan masih terbuka lebar mengingat terjaganya profil risiko yang didukung kecukupan likuiditas dan permodalan, tercermin dari rasio NPL gross perbankan 2,4%," kata Mahendra dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Senin (6/2).

Penurunan ini juga didorong oleh kebijakan OJK dalam mendukung segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit atau pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024 dengan tetap menekankan prinsip kehati-hatian dalam penerapannya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Perbankan Kawal Kebijakan Hilirisasi

Hasilnya, hingga desember 2022, kredit restrukturisasi Covid-19 perbankan telah mencapai Rp 469 triliun. Mahendra mengatakan, nilai tersebut sudah jauh menurun dibandingkan kondisi puncaknya pada Oktober 2022 sebesar Rp 830 triliun.

"Hal ini didukung dengan meningkatnya coverage pencadangan 24,3 persen dari total kredit restrukturisasi. Sehingga dapat diartikan kita siap mengakhiri masa restrukturisasi pada akhir Maret 2023," ujarnya.

Tren penurunan NPL juga terjadi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Bank pelat merah ini mencatat penurunan rasio NPL secara bank only sebesar 93 basis poin (bps) pada 2022. Nilai itu turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,88%. 

"Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang," ujar Darmawan.

Meski rasio kredit bermasalah relatif menurun, perseroan tetap berhati - hati dalam menjaga kualitas kredit nasabah. Salah satunya dengan meningkat rasio pencadangan atau NPL coverage ratio mencapai sebesar 311% pada akhir tahun 2022. 

Baca Juga: Bank Aladin Syariah Salurkan Pembiayaan Lebih dari Rp 1,3 Triliun Pada 2022

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: