Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Memasuki tahun 2023, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mendorong PT Bursa Efek Indonesia atau BEI dapat dapat meningkatkan jumlah perusahaan tercatat di bursa menjadi total 1.000 perusahaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam acara Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2022, pada Jumat (30/12).
Hingga penghujung tahun 2022, BEI mencatat terdapat 59 perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di BEI, sehingga secara akumulasi, saat ini sudah ada 825 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa.
"Jumlah yang sudah IPO 825 perusahaan. Saya selalu meng-encourage kapan tembus 1.000? Ini masih bisa kita tingkatkan terus. Saat ini sudah ada sekitar 40 yang ada dalam pipeline IPO. Saya rasa harus di-encourage terus ya perusahaan-perusahaan (yang IPO)," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Bank Muamalat Gandeng DOKU dan Paper.id untuk Perluas Layanan Cash Management
Sementara itu, Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebut bahwa jumlah IPO tahun ini menjadi yang terbanyak sejak swastanisasi BEI pada 1992, dengan perolehan dana IPO mencapai Rp 33,06 triliun.
"Pertumbuhan IPO di Indonesia ternyata menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara (Asean). Pencapaian ini juga merupakan IPO terbanyak di kawasan ASEAN selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2019," jelas Iman.
Dari jumlah investor, tercatat 10,3 juta investor yang telah berinvestasi di pasar modal Indonesia. Sebanyak 81% di antaranya adalah investor ritel yang menjadi motor penggerak perdagangan bursa pada tahun ini.
Selain investor ritel, pertumbuhan investasi juga datang dari investor institusi domestik. Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi harian investor institusi yang melebihi 24% sejak tahun 2022.
Baca Juga: Sri Mulyani: Lebih Sulit Beli Sukuk Ritel Dibanding Tiket BLACKPINK
Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait:
