Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkah KTT G20, Pengrajin Kipas Angin di Bali Kebanjiran Pesanan

Berkah KTT G20, Pengrajin Kipas Angin di Bali Kebanjiran Pesanan Kredit Foto: BNI
WE Finance, Jakarta -

Pengrajin kipas angin di Bali mengakui tengah kebanjiran pesanan selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Nyoman Benes misalnya, pemilik Kipas Srikandi asal Bali. Tak disangka, acara KTT G20 ini memberi angin segar bagi pria berusia 39 tersebut. Permintaan kipas miliknya mulai berdatangan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Terlebih, Kipas Srikandi memang terbilang unik karena produk kerajinan tangan hasil desainnya sendiri. Kipas-kipas buatannya menawarkan model dan bahan yang beragam mulai dari brokat, lukis, lukis keemasan, kipas bunga, modifikasi kain endek dan brokat, atau polos.

Semua kipas menggunakan bahan dasar stik kayu eboni. Namun, bisa dibuat menggunakan kayu cendana jika konsumen menginginkan. Itulah sebabnya, Kipas Srikandi kini makin banyak diburu.

“Syukur di Bali ada kegiatan G20, jadi banyak permintaan. Tapi tidak hanya di Bali, kemarin juga kan sempat ada di Labuan Bajo, Jakarta. Kami ikuti perkembangan zaman, jadi bisa menyesuaikan permintaan, seperti motif logo G20 misalnya atau logo BNI custom, jadi setiap ada acara bisa menawarkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah,” kata Benes, Selasa (15/12).

Meski usahanya sempat terseok-seok, Benes mengaku tidak sampai hati merumahkan para karyawannya yang kini berjumlah 25 orang. Benes merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tetap mempekerjakan mereka.

Meskipun permintaan sempat merosot, namun pihaknya tetap melakukan produksi meski dengan skala kecil. Untungnya, masih ada pelanggan setia yang memang masih membutuhkan produknya.

“Kami sekarang masih dalam tahap pemulihan. Kebetulan saya selama Covid tidak setop produksi, tidak merumahkan karyawan, saya pikir cuma beberapa bulan ternyata dua tahun lebih, saya punya tanggung jawab moral kepada karyawan, kalau setop produksi kasihan mereka karena menggantungkan hidupnya di sini,” ucapnya.

Namun kini sisa uangnya sudah mulai menipis. Beruntungnya, pesanan mulai berdatangan sejak dirinya bergabung dengan komunitas UMKM BNI yang berfokus pada pemasaran produk-produk UMKM dengan mengusung tema Futures SMEs Village.

Terlebih, BNI juga terus mendorong pelaku UMKM binaan termasuk Kipas Srikandi untuk dapat mengoptimalkan momentum G20. Melalui side event G20 yakni Future SMEs Village, BNI melalui program BNI Xpora membawa sejumlah pelaku UMKM di bidang kerajinan tangan, kosmetik, hingga fesyen.

Adapun Future SMEs Village dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Nusa Dua, Bali,  pada Jumat, (11/11).

“Dulu pas di zaman bapak saya, lama pakai BNI. Sekarang saya baru diajak gabung BNI, ikut pembinaan UMKM. Semoga setelah ini BNI enggak hanya membina dalam hal promosi tapi juga pendanaan, mungkin kreditnya bisa di BNI,” harapnya.

Benes mengaku, produknya sempat menembus pasar dunia seperti Australia, Amerika Serikat (AS) hingga Spanyol. Namun angka ekspornya masih rendah di kisaran 5 % - 10%.

Ke depan, lanjut Benes, tak menutup kemungkinan sejarah tersebut akan terulang dengan porsi ekspor lebih tinggi dari sebelumnya. Namun saat ini, kata dia, fokus utamanya adalah bagaimana mencari pasar untuk menjual produk-produknya.

“Kalau ada pendanaan dari BNI mungkin bisa meningkatkan ekspor. Dana dalam arti untuk ekspansi, memperluas area gudang, menambah mesin. Tapi sekarang yang lebih kita pentingkan support promosi yang lebih luas,” imbuhnya.

Baca Juga: Dukung UMKM Ekpor, Penyaluran Kredit BNI Xpora Melonjak Jadi Rp 25,79 Triliun

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: