Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Kualitas Kredit, Investree Sasar UMKM Yang Punya Daya Tahan Kuat Terhadap Ekonomi

Jaga Kualitas Kredit, Investree Sasar UMKM Yang Punya Daya Tahan Kuat Terhadap Ekonomi Kredit Foto: Agus Aryanto
WE Finance, Jakarta -

Perusahaan fintech lending PT Investree Radhika Jaya (Investree) menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 2,5% sampai akhir 2022. Saat ini, posisi NPL Investree telah melebihi target yaitu berada pada level 3%.

CEO Investree, Adrian Gunadi mengatakan angka NPL saat ini masih berjalan cukup baik. Hal itu dilihat dari perolehan NPL industri fintech berada di angka 6%.

"Itu menjadi tolak ukur, kami pun melihat industri fintech harus cepat beradaptasi terkait beberapa sektor yang berdampak dari inflasi dan kenaikan bbm. itu yang harus kita antisipasi," kata Adrian saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Selasa (27/9).

Untuk menjaga kualitas kredit, berbagai strategi telah dipersiapkan Investree. Misalnya saja, dengan memilih UMKM yang memiliki daya tahan kuat terhadap ekonomi seperti ketika komoditas dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik yang berdampak pada daya beli masyarakat. 

Investree juga akan fokus pembiayaan ke beberapa sektor. Salah satunya sektor UMKM yang menjual barang dan jasa ke pemerintah. Andrian menilai ekosistem pengadaan tersebut menjadi pangsa pasar yang menarik.

"Ternyata pembiayaan di masa pandemi, dengan fokus kami ke ekosistem pengadaan kepada pemerintah membawa dampak positif pada pertmubuhan kita," ujarnya.

Adapun untuk ekosistem pengadaan yang sudah terhubung dengan Investree yaitu Garuda Financial, Pengadaan.com, Inamart, dan Mbiz.

Adapun fasilitas pinjaman yang disalurkan Investree mencapai Rp 18,5 triliun. Untuk nilai pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 11,9 triliun dan nilai pinjaman lunas mencapai Rp 10,7 triliun. Dengan Outstanding pinjaman senilai Rp 1,12 triliun.

Saat ini, Indonesia masih mendominasi total portofolio pembiayaan Investree sebesar 90%, Filipina 5%, dan Thailand 5%. Tak hanya, itu jumlah pinjaman juga meningkat setiap tahunnya sekitar 50%. Begitu juga dengan pengguna aktif rata-rata tumbuh 50% secara tahunan (yoy).

Baca Juga: Jangan tertipu! Ini Besaran Bunga Fintech Resmi Sesuai Aturan OJK

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: