Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Punya Potensi Besar, Kenali 17 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia!

                  Punya Potensi Besar, Kenali 17 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
                  WE Finance, Jakarta -

                  Sektor ekonomi kreatif (ekraf) makin unjuk gigi dalam perkembangannya di Indonesia. Bahkan, sektor ini digadang-gadang sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Pada 2021, sektor ekraf berkontribusi sebesar 6,98% total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan nilai Rp1.134 triliun.

                  Presiden Joko Widodo juga gencar mendorong pertumbuhan sektor ekraf. Baru-baru ini, Presiden Jokowi meneken Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Ekonomi Kreatif yang memungkinkan pembiayaan bagi pelaku ekraf dengan dana APBN. Langkah ini diambil guna mendukung pengembangan infrastruktur ekraf dan insentif bagi pelaku ekraf.

                  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengkategorikan sektor ini menjadi 17 subsektor. Dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, berikut penjelasan lengkap 17 subsektor ekonomi kreatif.

                  Baca Juga: Soal HKI Bisa jadi Jaminan Kredit di Perbankan, ini Poin yang Dikaji OJK

                  1. Pengembangan Permainan

                  Industri dan ekosistem permainan (gim) terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan berkontribusi terhadap PDB. Pada 2017, subsektor ini berkontribusi sebesar 1,93% terhadap PDB dan menyerap 44.733 tenaga kerja.

                  Di sisi lain, pengembang dan pemain gim profesional Indonesia juga makin berkembang. Kemenparekraf juga aktif mendorong pengembangan permainan melalui berbagai inisiatif, misalnya menginisiasi kemunculan lebih banyak inkubator pengembang permainan dan memasukkan subsektor ini ke dunia pendidikan. Kondisi tersebut mengindikasikan subsektor pengembangan permainan Tanah Air memiliki peluang yang potensial.

                  2. Kriya

                  Indonesia kaya dengan material bahan baku kriya, seperti kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Di sisi lain, kriya mampu menampilkan produk dengan ciri khas Indonesia. Potensi ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mempeluas pangsa pasar kriya ke kancah global melalui ekspor. Kemenparekraf sendiri meyakini subsktor kriya akan makin kokoh dan menjadi salah satu motor penggerak kebangkitan ekraf Tanah Air di masa mendatang.

                  3. Desain Interior

                  Masyarakat makin menunjukkan apresiasi terhadap jasa desainer interior dalam dua dekade belakangan. Tak hanya masyarakat, industri pun juga makin banyak menggunakan jasa desainer interior, seperti hotel dan perkantoran.

                  Peluang itu kemudian direspons dengan kemunculan berbagai sekolah, konsultan, perusahaan, dan asosiasi desain interior. Artinya, subsektor ini memiliki potensi untuk berkembang, baik di pasar nasional dan internasional.

                  4. Musik

                  Musik adalah industri yang cukup menjanjikan dalam dunia showbiz. Kemenparekraf memfasilitasi para pelaku industri musik dengan berbagai dukungan, seperti pelindungan HKI, membuka akses permodalan, hingga membangun ekosistem bisnis yang sehat.

                  Inisiatif tersebut menunjukkan optimisme Kemenparekraf bahwa industri musik di Indonesia menunjukkan potensi perkembangan yang besar.

                  5. Seni Rupa

                  Seni rupa Tanah Air memiliki jaringan yang sangat kuat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi ini tercermin dari maraknya festival seni rupa di Indonesia. Sebanyak 160 pelaku kreatif seni rupa Indonesia juga aktif terlibat dalam forum dan acara internasional.

                  Kemenparekraf meyakini ekosistem seni rupa Tanah Air memiliki potensi yang besar.

                  6. Desain Produk

                  Untuk diketahui, desain produk menggabungkan fungsi dengan estetika dalam proses kreasi suatu produk. Para desainer produk juga memiliki kemampuan untuk menggali dan mengangkat kekayaan budaya Indonesia melalui karya-karya mereka. Artinya, subsektor ini mampu mengenalkan identitas Indonesia dalam ekosistem pasar.

                  7. Fesyen

                  Fesyen memiliki tren yang dinamis namun turut diiringi dengan peningkatan daya saing yang signifikan. Meski saat ini industri fesyen dalam negeri masih menghadapi persaingan yang ketat dengan produk fesyen global, namun para pelaku industri fesyen terus mengembangkan rancangan baju yang inovatif guna dapat bersaing dalam pasar.

                  8. Kuliner

                  Kuliner Indonesia memiliki variasi yang beragam yang merupakan hasil dari kekayaan budaya Indonesia. Kondisi ini membuat subsektor kuliner menjadi salah satu kontributor terbesar dalam pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yakni 30%.

                  Peluang itu kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah serta para pelaku bisnis guna mengembangkan potensi, baik melalui pelatihan, akses modal, hingga pendampingan pendirian usaha.

                  9. Film, Animasi, dan Video

                  Kemenparekraf menyatakan subsektor ini memiliki potensi yang besar terkait peraturan hak karya intelektual, investasi, dan permodalan, serta akses penonton yang luas. Para rumah produksi juga aktif berlomba-lomba meningkatkan produktivitas mereka untuk menghasilkan karya yang berkualitas serta menguntungkan secara komersial.

                  10. Fotografi

                  Dengan meningkatnya penetrasi penggunaan media sosial, fotografi makin diminati oleh masyarakat, khususnya di kalangan anak muda. Para fotografer juga makin serius menjalani subsektor ini dengan memutuskan menjalani bidang fotografi sebagai profesional.

                  Di sisi lain, Kemenparekraf juga turut mendorong perkembangan fotografi melalui sertifikasi, sehingga diharapkan dapat memberikan standar yang jelas terhadap profesi fotografer.

                  11. Desain Komunikasi Visual (DKV)

                  Praktisi DKV makin banyak dibutuhkan oleh industri, hal ini mengingat potensi pasar domestik yang menjanjikan. Pasalnya, DKV memiliki andil penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan bahkan kelancaran program-program pemerintah.

                  12. Televisi dan Radio

                  Meski arus informasi digital makin masif, namun industri televisi dan radio masih belum kehilangan posisinya dalam upaya penyebaran informasi. Kedua sektor ini juga masih berkontribusi besar terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja. Namun, industri ini masih membutuhkan rumah produksi serta SDM yang mampu merancang program-program berkualitas.

                  13. Arsitektur

                  Selain desain interior, bidang arsitektur juga berperan penting, terutama dalam menunjukkan keragaman arsitektur lokal dan daerah yang mampu menunjukkan karakter Bangsa Indonesia. Arsitektur juga berperan dalam pembangunan sebuah kota. Artinya, subsektor ini memiliki potensi untuk dikelola secara lebih serius.

                  14. Periklanan

                  Pertumbuhan belanja iklan nasional dapat menyentuh angka 5-7% tiap tahunnya. Hal tersebut mengindikasikan iklan masih menjadi medium yang efektif untuk mempromosikan produk dan jasa.

                  Di sisi lain, iklan memiliki kekuatan untuk membentuk pola konsumsi, pola pikir, serta pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, Kemenparekraf mendukung pengembangan industri iklan yang dikuasai oleh SDM lokal.

                  15. Seni Pertunjukan

                  Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia membuat seni pertunjukkan memiliki potensi yang cerah. Sebab, seni pertunjukkan memiliki kemampuan untuk mengenalkan budaya lokal ke dunia internasional. Misalnya, melalui wayang, teater, tari, dan lain sebagainya.

                  16. Penerbitan

                  Industri penerbitan memiliki andil penting dalam membangun kekuatan intelektual bangsa. Meski profesi penulis masih dianggap kurang menjanjian, namun makin banyak penulis muda yang aktif menerbitkan karya-karya mereka. Artinya, penerbitan masih memiliki peran yang signifikan.

                  17. Aplikasi

                  Digitalisasi makin digaungkan belakangan ini. Dengan demikian, aplikasi digital memiliki peluang untuk hadir sebagai solusi bagi masyarakat. Menimbang hal itu, Kemenparekraf makin mendorong perkembangan aplikasi dan berupaya mengatasi persoalan-persoalan di sektor ini.

                  Penulis: Imamatul Silfia
                  Editor: Rosmayanti

                  Tag Terkait:

                  Bagikan Artikel: