Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

LPS : Perbankan di Tanah Air Tetap Stabil Meski Ada Guncangan di AS dan Eropa 

LPS : Perbankan di Tanah Air Tetap Stabil Meski Ada Guncangan di AS dan Eropa  Kredit Foto: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
WE Finance, Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa industri perbankan domestik masih tetap stabil di tengah guncangan industri perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, agar masyarakat khususnya para pelaku industri di Indonesia untuk tidak terlalu mencemaskan dinamika tersebut.

“Pelaku industri sebetulnya tidak perlu terlalu cemas karena kondisi perekonomian kita cukup resilien terhadap gejolak eksternal, karena sebagian besar ekonomi kita didorong oleh konsumsi domestik," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat (31/3).

Namun demikian, Purbaya mengingatkan kepada industri perbankan untuk tetap perlu waspada terhadap berbagai ketidakpastian dengan senantiasa menjaga permodalannya pada level tebal. Purbaya lantas mengimbau kepada pelaku industri agar dapat melihat berbagai sektor yang sekarang memiliki peluang besar supaya dana dari perbankan dapat tersalurkan.

Adapun terkait dengan likuiditas meskipun saat ini secara keseluruhan industri perbankan memiliki likuiditas yang sangat ample, namun diversifikasi instrumen keuangan tetap harus dilakukan supaya ketersediaan dana selalu mencukupi.

Baca Juga: Jalankan Program Tanggung Jawab Sosial, BNI Fokus pada 3 Pilar

Diketahui saat ini, industri perbankan saat ini nasional masih dalam kondisi yang stabil. Secara nasional, risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan berada di posisi yang sehat yaitu 2,59% per Januari 2023.

Selain itu level permodalan perbankan juga sangat tebal, berada di angka 25,93% per Januari 2023. Lalu, kondisi likuiditas perbankan saat ini dalam keadaan yang sangat memadai.

Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%. Nilai ini sekitar dua setengah kali di atas threshold.

“Namun demikian, kita perlu tetap mewaspadai dampak tidak langsungnya dengan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan.

Purbaya menekankan, penting bagi bank untuk terus menjaga level likuiditasnya di batas aman untuk melayani kebutuhan penarikan dana nasabah, dan level permodalannya agar selalu dalam kondisi sehat.

Lebih jauh, Purbaya menghimbau masyarakat agar tetap percaya kepada perbankan nasional dan jangan takut untuk memulai berinvestasi, meskipun ada potensi resesi di beberapa negara besar.
Namun, di tengah berbagai tekanan global tersebut Indonesia menurut estimasi tidak akan memasuki masa resesi.

Hal tersebut mengacu pada tahun 2022 lalu, dimana ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31%, dan sebagian besar ditopang oleh konsumsi domestic yang berkontribusi 52,81% dari PDB Kuartal IV 2022.

“Untuk masyarakat juga harus tetap tenang terkait simpanannya, sebab aset LPS sekarang sebesar 196 triliun lebih, jadi jangan takut menabung, karena dana LPS sangat cukup untuk menjamin simpanan masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Per Februari 2023, total aset LPS mencapai Rp 196,68 triliun. Posisi tersebut merepresentasikan kenaikan 5,32% secara ytd dibandingkan posisi 2022, atau naik 15,07% yoy dibandingkan Februari 2022

Tahun 2023 ini, LPS menargetkan posisi aset mencapai lebih dari Rp 200 triliun agar dapat terus memperkuat kapasitas LPS dalam melaksanakan penanganan bank dengan efektif.

Baca Juga: Bos BRI: Potensi Resesi Indonesia Hanya 2% di 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: