Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Sri Mulyani Minta Masyarakat Jangan Mudah Tergoda Iming - iming Keuntungan Tinggi Investasi

                  Sri Mulyani Minta Masyarakat Jangan Mudah Tergoda Iming - iming Keuntungan Tinggi Investasi Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
                  WE Finance, Jakarta -

                  Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, perkembangan digitalisasi di sektor keuangan telah mempermudah masyarakat untuk mengakses terhadap berbagai produk investasi. Hal tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan agar dapat menurunkan potensi kerugian hingga penipuan.

                  Apalagi, sebanyak 85% masyarakat telah menggunakan jasa keuangan, baik dengan melakukan transaksi seperti menabung maupun berinvestasi. Namun, literasi keuangannya masih sekitar 50% saja.

                  “Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50%. Itu adalah suatu PR buat kita semuanya,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (16/8).

                  Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk memahami fundamental dari masing-masing instrumen investasi, termasuk ketika akan berinvestasi ke obligasi pemerintah yaitu surat berharga negara (SBN). 

                  Masyarakat dapat mempelajari fundamental SBN dengan membaca kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia yang datanya dapat dilihat dalam rilis APBN setiap bulan. Menkeu juga meminta masyarakat untuk tidak mudah tergoda dengan produk investasi yang memberikan iming-iming keuntungan yang cepat, tinggi, dan aman karena ada kemungkinan hal tersebut terindikasi penipuan.

                  Baca Juga: Jasindo Beri Perluasan Asuransi Kebakaran, Ada Jaminan Risiko Kerugian dan Kerusakan

                  “Jangan sampai mereka yang sudah inklusi kemudian masuk ke berbagai investasi-investasi atau kegiatan keuangan, yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena tidak paham dan melek terhadap aspek-aspek investasi,” jelasnya.

                  Termasuk generasi muda sebagai pelaku usaha yang merupakan calon investor ritel yang sangat potensial, sehingga sedini mungkin perlu diberikan edukasi dan literasi keuangan dalam berinvestasi.

                  "Terlebih lagi untuk generasi milenial dan generasi Z yang merupakan pelaku utama di berbagai sektor saat ini, harus siap menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat," ungkapnya.

                  Pihaknya akan terus berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk membangun forum koordinasi di dalam rangka meningkatkan literasi Indonesia, termasuk bekerja sama dengan semua pihak, seperti melalui universitas.

                  “Karena yang paling penting dari literasi adalah something that you can learn dan itu banyak sekali hubungan dan manfaatnya buat Anda sebagai bekal hidup, merencanakan hidup, dan juga untuk menjaga hasil kerja kalian yang sudah Anda jaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik," pungkasnya.

                  Baca Juga: Dorong Kemerdekaan Finansial, OJK Beri Edukasi Keuangan bagi Penyandang Disabilitas

                  Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: