Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Ini Strategi Bank BTPN Hadapi Ancaman Resesi 2023

                  Ini Strategi Bank BTPN Hadapi Ancaman Resesi 2023 Kredit Foto: Bank BTPN
                  WE Finance, Jakarta -

                  Resesi ekonomi global diperkirakan akan datang pada tahun 2023. Bahkan, pemerintah telah memperingatkan bahwa ancaman resesi pada tahun depan bisa berlanjut hingga 2024.

                  International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula diprediksi dapat bertumbuh sebesar 3,8%, kini hanya menjadi 2,7%.

                  Kondisi tersebut ditengarai oleh lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik.

                  Menanggapi hal tersebut, PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) telah menyiapkan berbagai startegi bisnis untuk menghadapi tantangan pada tahun depan. Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengungkapkan, bahwa perusahaan akan meninjau terkait risk appetite

                  "Dalam hal ini, kami akan melihat sektor - sektor apa saja yang akan berimbas, mana yang lebih resilient, dan moderat," kata Henoch di Jakarta, Kamis (10/11). 

                  Selain itu, perusahaan juga akan melihat dari struktur keuangan masing masing nasabah. Sebab, ada nasabah yang kuat ketika terjadi guncangan, ada nasabah yang melakukan ekspansi, dan masih ada yang dalam tahap  restrukturisasi covid-19. 

                  "Dalam hal ini, perusahaan menunggu apakah regulator membuat kategori - kategori baru di tahun depan," ujarnya.

                  Pihaknya juga akan mewaspadai nasabah - nasabah mana yang tidak bertahan akibat Covid-19, terutama pada sektor retail, konsumer, dan mikro yang tercatat sudah ada ratusan ribu nasabah.

                  "Kami juga menunggu kebijakan terhadap nasabah tersebut. Berarti akan ada penyusutan dari sisi permintaan. Nah ini yang harus diantisipasi," jelasnya.

                  Langkah berikutnya yaitu menyediakan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Perusahaan telah menyiapkan pencadangan yang lebih konservatif, sehingga tidak perlu menungggu relaksasi kredit berakhir.

                  Dengan strategi tersebut, ia berharap guncangan ekonomi pada tahun depan bisa terserap melalui pencadangan yang konservatif. "Tentunya tahun depan, perusahaan akan terus bertumbuh dengan lebih hati hati dan jauh lebih prudent," pungkasnya.

                  Baca Juga: Penyaluran Kredit Diproyeksi Terus Tumbuh Meski Hadapi Resesi

                  Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Tag Terkait:

                  Bagikan Artikel: