Bank Indonesia (BI) memastikan rencana penerapan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital masih terus berjalan. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, saat ini pihaknya sedang mematangkan dokumen proof of concept atau kelayakan konsep yang berisi rincian terkait desain Rupiah Digital.
"Sabar ya, proof of concept CBDC memang sedang dalam tahap pematangan. Kita baru menerima akhir juli 2023 masukan masukan dari industri. Kami di BI masih menggodoknya," ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (1/8).
Dalam kesempatan tersebut, Perry menyebutkan ada tiga pertimbangan dalam pengembangan proof of concept Rupiah Digital. Pertama, mempertimbangkan kesiapan dari industri.
"Makanya dari Juli kemarin kami kan sudah menerima masukan-masukan dari industri baik kesiapan teknologinya, bahasa komunikasinya, maupun bagaimana nanti implikasinya bagi kesiapan industri selanjutnya," kata Perry.
Baca Juga: Laba Bank Danamon Anjlok 9,77% di Semester I 2023, Ini Penyebabnya
Kedua, kompatibilitas atau kesesuaian dengan teknologi digital yang ada di global. Sebab, CBDC tidak hanya untuk dalam negeri, namun nantinya juga bisa lintas negara (cross border).
"kami terus juga berkoordinasi, membahasnya dengan internasional, antara lain dengan BIS (Bank for International Settlements). Karena di sana juga sedang dikembangkan teknologi digital untuk CBDC," ungkap Perry.
Ketiga, BI perlu mempersiapkan rencana pengembangan Rupiah Digital ke depan. Pasalnya, proof of concept mencakup bagaimana struktur dari modal bisnis dan teknologi Rupiah Digital ke depan.
"Jadi yang tiga hal itu sedang kami persiapkan. Sampai nanti ada waktunya kami jelaskan," pungkasnya.
Baca Juga: Percepat Likuidasi Perbankan, LPS Andalkan Proses Digital Lewat Aplikasi BLISS
Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait: