Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kantongi Laba Rp 10,3 Triliun, BNI Perkuat Basis Likuiditas dan Nasabah untuk Tingkatkan Kinerja

Kantongi Laba Rp 10,3 Triliun, BNI Perkuat Basis Likuiditas dan Nasabah untuk Tingkatkan Kinerja Kredit Foto: Bank BNI
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mampu mempertahankan kinerja positif pada semester pertama 2023. Tercatat laba bank pelat merah ini mencapai Rp 10,3 triliun, atau naik 17% hingga Juni 2023. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba ini diperoleh dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis yang selektif dan prudent untuk menghasilkan pendapatan jangka panjang yang optimal.

"Perseroan secara disiplin menjalankan strategi pertumbuhan selektif dan terukur dengan berfokus pada profitabilitas jangka panjang," kata Royke dalam keterangan resmi, Selasa (26/7). 

Sementara portofolio kredit BNI pada semester pertama 2023 mencapai Rp 650,8 triliun, yang ditopang oleh segmen korporasi swasta blue chip yang tumbuh 17% yoy dan segmen konsumer yang tumbuh 12% yoy 

Kualitas kredit juga semakin baik dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 71 basis points (bps) menjadi 2,5%. Rasio pencadangan NPL coverage ratio tetap dijaga di level yang aman yaitu di 3,1 kali pada Juni 2023. 

Baca Juga: Kualitas Makin Terjaga, Penyaluran Kredit UMKM BNI Capai Rp 118 Triliun pada Juni 2023

Royke bilang, ekspansi kredit juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp 765 triliun, sehingga membuat likuiditas menjadi lebih kuat dengan Loan To Deposits Ratio di posisi 85,1%.

“Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6%. Tentunya, hal tersebut merupakan hasil dari kinerja BNI yang terjaga sehingga memungkinkan penguatan modal dapat terus terjadi secara organik,” katanya.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, kinerja fungsi intermediasi perseroan didukung oleh segmen korporasi swasta Blue Chip pada pertengahan tahun ini, yang portofolionya mencapai Rp 239,3 triliun diikuti pula oleh segmen enterprise dengan portofolio Rp 52,1 triliun.

Adapun, segmen konsumer mampu membukukan kinerja yang sangat baik di secured segmen seperti griya dan payroll loan dengan pertumbuhan mencapai 11,7% yoy menjadi Rp 116,4 triliun. 

“Kinerja kredit ini, didukung dengan loan yield yang baik sekaligus kompetitif, sehingga kami mampu terus memfasilitasi kebutuhan ekspansi, sekaligus akuisisi debitur baru sebagai basis pertumbuhan ke depan,” kata Novita.

Dengan realisasi itu, Perseroan akan fokus dalam penguatan likuiditas guna menopang akselerasi penyaluran kredit pada semester berikutnya. BNI akan mengoptimalkan pipeline penyaluran kredit, sekaligus mengakuisisi debitur sehat.

“BNI yakin akselerasi pada semester kedua ini akan lebih baik. Transformasi perusahaan sudah mulai memberikan output dan dampak positif pada kinerja yang lebih baik dalam hal portofolio, likuiditas, hingga profitabilitas,” katanya.

Kemudian menambah basis nasabah aktif untuk memperkuat basis likuiditas, khususnya pada CASA yang di pertengahan tahun ini mampu dijaga pada posisi 69,6% terhadap total DPK. Rasio CASA ini, membawa perseroan pada pencapaian cost of fund yang terjaga di posisi 1,98%. 

“Dengan berbagai tantangan dalam penghimpunan likuiditas, BNI mampu mengelola kondisi ini, sehingga tetap dapat menjaga posisi likuiditas yang baik. Upaya perbaikan kualitas kredit, melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan perseroan sejauh ini telah berjalan cukup efektif,” katanya.

Baca Juga: BSI dan Pelindo Jalin Kerja Sama, Dukung Digitalisasi Layanan di Sektor Maritim

Novita menuturkan, strategi pengelolaan kualitas aset yang disiplin ini, berdampak positif pada perbaikan kualitas aset BNI. Rasio kredit berisiko (Loan at Risk atau LAR) per Juni 2023 berada pada level 16,1%, membaik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6%. 

"LAR terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi," terangnya. 

Menurutnya, perbaikan rasio LAR terjadi konsisten pada ketiga aspek tersebut. Misalnya saja, NPL BNI per Juni 2023 pada level 2,5%, atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,2%. 

Sementara itu, total kredit lancar yang direstrukturisasi juga membaik 270 bps menjadi 9,3% seiring dengan berjalannya skema restrukturisasi kredit dan pulihnya bisnis debitur. 

Novita mengatakan, perbaikan kualitas aset tetap diimbangi dengan penyediaan pencadangan pada level yang kuat untuk mengantisipasi risiko. Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost pada semester I 2023 sebesar 1,4%, menurun 70 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2%. 

Meskipun credit cost yang dibentuk lebih rendah dibanding tahun lalu, BNI berpandangan hal ini sudah memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan CKPN bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus. 

“Kami optimis ekspansi kredit yang lebih tinggi di semester kedua tahun ini, akan tetap berkorelasi positif pada kualitas kredit yang semakin baik. Kami menargetkan rasio kredit NPL untuk terus turun hingga akhir 2023,” pungkasnya. 

Baca Juga: Terbitkan Aturan, OJK Wajibkan Unit Usaha Syariah Perbankan Miliki Dana Usaha Rp 1 Triliun

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: