Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Aset Tanah Bangunan Melonjak, AJB Bumiputera Akhirnya Cetak Laba Rp 705 Miliar

Nilai Aset Tanah Bangunan Melonjak, AJB Bumiputera Akhirnya Cetak Laba Rp 705 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 buka suara atas perolehan laba bersih Rp 705 miliar pada 2022. Padahal, perusahaan masih berupaya untuk melunasi klaim polis ke nasabah.

Badan Perwakilan Anggota (BPA) AJB Bumiputera 1912 RM Bagus Irawan mengatakan, laba yang dibukukan oleh perusahaan dikarenakan peningkatan nilai aset tanah bangunan perusahaan.

Namun secara operasional kondisi perusahaan masih dalam tahap upaya penyehatan khususnya dalam rangka pemenuhunan kewajiban kepada para pemegang polis atas pembayaran klaim tertunda. 

"Manajemen berupaya keras menjalankan rencana penyehatan keuangan perusahaan yang telah mendapat pernyataan tidak keberatan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan hingga saat ini masih dalam proses pelaksanaan, mengingat organ Perusahaan saat ini telah lengkap yaitu dewan komisaris dan direksi," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (16/6).

Adapun kenaikkan total aset perusahaan pada laporan keuangan per 31 Desember 2022 sebesar Rp 1,26 triliun bila dibandingkan dengan total aset per 31 Desember 2021. 

Baca Juga: Gandeng AXA Mandiri, Bank Mandiri Beri Perlindungan Asuransi Bagi Peserta Mandiri Jogja Marathon 2023

Menurut Bagus, hal yang mengalami signifikan adalah atas hasil penilaian kembali atas aset tanah dan bangunan baik yang dikategorikan sebagai tanah bangunan investasi maupun tanah bangunan dipakai sendiri yang penilaiannya secara independen dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Edi Endesta dan Rekan.

"Penilaian kembali atas tanah bangunan milik perusahaan dilakukan secara berkala sesuai dengan kaedah akuntansi yang berlaku umum," ujarnya.

Disisi lain, total liabilitas perusahaan per 31 Desember 2022 mengalami penurunan sebesar Rp 19,03 triliun dibandingkan tahun lalu. Penurunan paling besar terdapat pada kewajiban manfaat polis masa depan yaitu sebesar Rp 13,92 triliun dari tahun lalu.

Begitu juga dengan hutang klaim mengalami penurunan cukup signifikan pula dibanding tahun lalu yaitu sebesar Rp 5,19 triliun. Menurut Bagus, hal tersebut dikarenakan adanya penerapan kebijakan Penurunan Nilai Manfaat (PNM) atas cadangan premi dan hutang klaim tertunda.

Sebagaimana tertuang dalam RPK Perusahaan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan pernyataan tidak keberatan atas Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) AJB Bumiputera 1912 pada tanggal 10 Februari 2023. 

Adapun perhitungan cadangan teknis Perusahaan per 31 Desember 2022 juga telah diriviu oleh Aktuaris Independen Kantor Konsultan Aktuaria I Gde Eka Sarmaja, FSAI dan rekan. Sehingga total ekuitas perusahaan per 31 Desember 2022 membaik bila dibandingkan dengan total ekuitas tahun lalu, yaitu mengalami peningkatan sebesar Rp. 20,30 triliun.

Baca Juga: BSI Fasilitasi Transaksi Pegawai Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran

"Hal itu dikarenakan dampak kebijakan PNM yang selisihnya dicatat sebagai ekuitas lain serta reklasifikasi atas polis-polis pasif AJB Bumiputera 1912 baik dalam bentuk cadangan premi maupun hutang klaim tercatat yang belum ada pengajuannya," kata Bagus.

Selanjutnya pada laporan laba rugi Perusahaan, pendapatan premi tercatat sebesar Rp 1,17 triliun pada tahun 2022 termasuk didalamnya kebijakkan penjulan polis kembali kepada pemegang polis yang memiliki polis dan telah mengajukan klaim.

Sementara hasil investasi sebesar Rp. 786,87 miliar di antaranya adalah pencatatan selisih penilaian kembali nilai wajar tanah bangunan investasi sebagaimana dijelaskan pada kenaikkan nilai aset perusahan. 

Sedangkan beban asuransi perusahaan pada tahun 2022 sebesar Rp 660,34 miliar mengalami penurunan signifikan 61,77% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,72 triliun, penurunan ini disebabkan beban manfaat klaim Perusahaan turun 53,29% atau sebesar Rp 2,16 triliun pada tahun 2022 dibandingkan beban klaim tahun 2021. 

"Selain itu terjadi penurunan cadangan premi sebesar Rp 1,23 triliun, sehingga total beban tahun 2022, sebesar Rp 1,56 triliun turun 31,29% dibandingkan tahun lalu," pungkas Bagus.

Baca Juga: Naik Signifikan, Aset Keuangan Syariah Indonesia Tembus Rp 2.420 Triliun Hingga Maret 2023

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: