Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tambah Modal Kerja, BFI Finance Ambil Pinjaman Sindikasi Rp 2,2 Triliun

Tambah Modal Kerja, BFI Finance Ambil Pinjaman Sindikasi Rp 2,2 Triliun Kredit Foto: PT BFI Finance Indonesia Tbk
WE Finance, Jakarta -

PT BFI Finance Indonesia meraih fasilitas pinjaman sindikasi sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Pendanaan ini akan digunakan untuk modal kerja dalam kegiatan usaha pembiayaan.

"Pada tanggal 2 Mei 2023, BFI Finance telah menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi pinjaman berjangka yang dijamin sebesar US$ 150 juta," kata Direktur BFI Finance, Sudjono dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (5/5).

Dia menjelaskan, pinjaman sindikasi ini melibatkan Standard Chartered Bank dan United Overseas Bank Limited bertindak sebagai mandated lead arrangers and bookrunners, serta Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai agen fasilitas (agent). Adapun PT Bank Central Asia Tbk bertindak sebagai agen jaminan (security agent).

"Fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu sampai dengan 3 tahun dari tanggal penarikan dan akan digunakan untuk modal kerja dalam kegiatan usaha pembiayaan," imbuh Sudjono.

Baca Juga: Gantikan Bos OJK, Hadiyanto Ditunjuk Jadi Komisaris Utama SMI

Seperti diketahui, BFI Finance berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sesudah pajak sebesar 28,5% year on year (yoy) menjadi Rp 508,8 miliar di kuartal I 2023. Nilai ini merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi perusahaan.

Perusahaan pembiayaan ini juga juga berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 1,6 triliun sepanjang kuartal I 2023. Nilai tersebut tumbuh 39,0% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Kemudian, biaya operasional sebesar Rp 1,0 triliun atau naik 46,8% yoy sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional perusahaan guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir.

Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1%, dengan level bruto 1,06% dan neto 0,43% serta cakupan penyisihan 3,8 kali. Adapun piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp 21,4 triliun atau meningkat 45,0% dibandingkan periode kuartal satu tahun lalu.

Baca Juga: Atur Batasan Investasi Perusahaan Asuransi, OJK Terbitkan 2 Aturan Baru

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: