Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan Unit Syariah Bank DKI Melesat 12,56%, Capai Rp 7,15 Triliun

Pembiayaan Unit Syariah Bank DKI Melesat 12,56%, Capai Rp 7,15 Triliun Kredit Foto: Bank DKI
WE Finance, Jakarta -

Bisnis syariah Bank DKI terus melesat. Tercatat pembiayaan yang ditorehkan Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini meningkat hingga 12,56% yoy pada tiga bulan pertama 2023. 

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto mengungkapkan, pembiayaan syariah Bank DKI mencapai 7,15 triliun pada Maret 2023. Nilai itu naik dari realisasi Maret tahun sebelumnya sebesar Rp 6,35 triliun. 

"Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31% menjadi sebesar Rp 8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp 6,47 triliun di Maret 2022," kata Romi dalam keterangan resmi dikutip pada Selasa (2/5). 

Bisnis konvensional juga turun meningkat. Penyaluran kredit perusahaan meningkat di seluruh segmen mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp 1,06 triliun pada Maret 2023 dari Rp 595,08 miliar pada Maret 2022. 

Diikuti kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp 1,74 triliun di kuartal I 2022. Kredit konsumer juga tumbuh 14,16% yoy menjadi Rp 20,54 triliun pada Maret 2023.  

Baca Juga: Didominasi Pembiayaan Investasi, Modalku Finance Capai 98% Target di 2022

Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menambahkan, kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp 1,44 triliun pada Maret 2023 dari Rp 981,40 miliar di Maret 2022. 

"Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51% menjadi Rp 16,23 triliun pada Maret 2023. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07%, menjadi Rp 6,39 triliun pada Maret 2023," terang Fidri. 

Lebih lanjut Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, perusahaan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88% pada Maret 2023 dari sebelumnya 3,05% di Maret 2022. 

"Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95%, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur," pungkasnya. 

Baca Juga: Kredit Naik, Bank OCBC NISP Sukses Cetak Laba Bersih Rp 1,3 Triliun

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: