Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertemu IMF-World Bank, Sri Mulyani Bahas Inflasi hingga Kenaikan Suku Bunga

Bertemu IMF-World Bank, Sri Mulyani Bahas Inflasi hingga Kenaikan Suku Bunga Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
WE Finance, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri IMF-World Bank Spring Meetings 2023 di Washington D.C, Amerika Serikat pada pekan lalu. Pertemuan tersebut menyoroti kondisi global yang cenderung mengalami tekanan.

Terutama, kata Sri Mulyani, mengenai pelemahan ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi di tahun ini dan juga inflasi yang masih menjadi tantangan di berbagai negara. Menurutnya, kondisi ini kemudian menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas yang dapat mengancam pertumbuhan ekonomi.

"Kami juga membahas mengenai berbagai hal menyangkut stabilitas sistem keuangan yang terpengaruh oleh kondisi pelemahan ekonomi dan juga kebijakan kenaikan suku bunga di berbagai negara-negara di dunia. Kondisi perekonomian dunia, perlu untuk terus diwaspadai hingga akhir tahun dan diharapkan tahun depan akan menjadi lebih baik," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (18/4).

Lebih lanjut, para anggota G20 yang menghadiri pertemuan tersebut juga fokus berdiskusi mengenai food security dan energy security,serta bagaimana meningkatkan kerja sama di tingkat global untuk membantu berbagai negara yang mengalami dampak dari krisis dunia.

"Di hari kedua, kami membahas mengenai bagaimana krisis yang bermula dari perang di Ukraina bisa menimbulkan dampak ke ekonomi yang luar biasa kepada seluruh negara-negara di dunia," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan Nasional, BNI Salurkan Kredit Pertanian Rp 54,3 triliun.

Ia menjelaskan, adanya perbedaan yang sangat tajam antara negara-negara G7 dengan negara-negara selatan akan menimbulkan komplikasi di dalam memobilisasi suatu koordinasi pada saat perekonomian dunia menghadapi risiko baru seperti inflasi yang tinggi, suku bunga yang meningkat, dan munculnya kegagalan perbankan di negara-negara maju.

"Diskusi berlanjut dengan membahas early warning, yaitu risiko-risiko baru yang muncul dan bagaimana dunia bisa mengidentifikasikan krisis-krisis yang mungkin terjadi di sektor keuangan yang dapat berimbas kepada sektor perekonomian," terangnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya koordinasi antara moneter dan fiskal, serta sektor regulasi untuk bisa mencegah terjadinya krisis. 

Ia melihat banyak substansi-substansi yang sangat relevan untuk diamati, diteliti, dan dipelajari agar selalu siap dengan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di dalam perekonomian dunia maupun perekonomian regional Asia dan juga Indonesia.

Selain berbagai diskusi tersebut, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan bilateral dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang untuk membahas mengenai keanggotaan Indonesia di dalam Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (FATF). 

Ia juga menceritakan mengenai perkembangan ekonomi Indonesia yang mampu tumbuh positif kepada Presiden Bank Dunia David Malpass.

Di samping itu, Sri Mulyani juga menandatangani Millennium Challenge Grant Agreement bersama dengan Secretary Yellen, sebuah bantuan pendanaan bagi aktivitas akar rumput untuk sektor-sektor small, medium, dan infrastruktur, serta mendorong transisi energi di Indonesia.

Baca Juga: Libur Lebaran, Pegadaian Ajak Masyarakat Optimalkan Layanan Digital

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: