Kredit Foto: BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil menjadi market leader di bidang environmental, social, and governance (ESG), dengan mencatat penyaluran kredit berkelanjutan sebesar Rp 694,9 triliun, atau tumbuh 13,1% yoy pada 2022.
Kredit tersebut disalurkan pada sektor UMKM, energi terbarukan, hingga transportasi ramah lingkungan. Kontribusi segmen UMKM mencapai 88,66% terhadap Kredit Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) BRI atau setara Rp 616,1 triliun.
Sedangkan sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) memiliki proporsi sebesar 11,34% atau Rp 78,8 triliun terhadap KKUB.
Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto menegaskan bahwa kredit berkelanjutan yang disalurkan BRI merupakan bagian dari sustainable finance. Hal ini sebagai upaya menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
“Hal ini penting bagi BRI untuk senantiasa memberikan economic maupun social value kepada seluruh stakeholders dengan kinerja yang mengacu pada keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Mengingat posisi BRI yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia melalui pemberdayaan pelaku UMKM,” ujar Achmad dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/4).
Baca Juga: BRI Sediakan Uang Tunai Rp 32 Triliun Untuk Transaksi Libur Lebaran 2023
Achmad pun merinci bahwa portofolio kredit berkelanjutan terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Data perseroan menunjukkan pada tahun 2020, persentase kredit berkelanjutan BRI sebesar Rp 550,4 triliun, atau mencapai 62,5% dari total portofolio kredit.
Pada 2021 persentasenya mencapai 65,1% dari total portofolio kredit dengan nominal senilai Rp 614,2 triliun, atau tumbuh sebesar 11,6% dibandingkan tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022 lalu kontribusinya meningkat menjadi sebesar 67,5% terhadap total portofolio kredit.
Pertumbuhan tersebut secara langsung menggambarkan komitmen BRI dalam memperkuat penerapan prinsip ESG. Dengan realisasi itu, BRI telah menyusun ESG Sustainability Strategy dengan aspirasi untuk menjadi World Class Sustainable Banking Group focusing on Environmental, Social, and Governance Dimensions.
"Hal ini untuk merealisasikan visi BRI pada 2025, yaitu menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion,” jelas Achmad.
Diketahui, BRI juga memiliki rencana penggalangan dana untuk menyokong kredit ESG melalui penerbitan green bond senilai Rp 15 triliun. Pada tahun lalu, perusahaan telah menerbitkan green bond atau obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I senilai Rp 5 triliun.
Baca Juga: Laba MNC Bank Melesat 308,03% Capai Rp 52,51 Miliar Pada 2022
“Artinya, bank juga akan memiliki tanggung jawab untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit yang berwawasan lingkungan,” ucap Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR), Ali Darwin.
Menurut Ali, ada tiga unsur penting dalam ESG, yakni people, planet, dan profit. Artinya, sebuah perusahaan yang sudah memiliki visi keberlanjutan harus memikirkan cara mendapatkan laba sejalan dengan upaya menjaga manusia dan lingkungan sekitarnya.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana bank mampu melakukan screening tehadap nasabah yang berperilaku ramah lingkungan dan tidak,” imbuhnya
Senada, Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto T. Budiman mengatakan, kredit ESG memiliki potensi besar bagi masa depan perbankan. Hal ini dibuktikan oleh investor global yang mulai berfokus pada aspek keberlanjutan dalam strategi investasi mereka.
“Penerapan ESG menjadi pertimbangan utama mereka dalam berinvestasi, perbankan nasional pun tak luput dari penerapan prinsip tersebut,” kata Haryanto.
Baca Juga: Bank Danamon Tebar Dividen Rp 1,15 Triliun dari Laba Bersih 2022
Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari
