Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ratusan Triliun Dana Asuransi Jiwa Parkir di SBN dan Saham

Ratusan Triliun Dana Asuransi Jiwa Parkir di SBN dan Saham Kredit Foto: Unsplash/Vlad Deep
WE Finance, Jakarta -

Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat inflasi dan resesi 2023, investor harus cermat mengelola investasi mereka. Salah satunya dengan memilih instrumen investasi yang aman dan tahan terhadap guncangan ekonomi.

Strategi ini nyatanya juga diterapkan oleh industri asuransi jiwa karena makin banyak perusahaan yang memarkirkan danaya pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang dinilai lebih aman dan memiliki risiko rendah. 

Hal ini tercermin dari total investasi industri asuransi jiwa yang meningkat 1,3% yoy menjadi Rp 537,45 triliun pada 2022. Dari realisasi itu, investasi ke SBN melonjak hingga 33,5% yoy menjadi Rp 143,57 triliun. 

"Instrumen investasi dalam bentuk SBN mengalami pertumbuhan sebesar 33,5% dibandingkan tahun 2021, dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 26,7%," kata Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI Simon Imanto dalam koferensi pers di Jakarta, Selasa (7/3). 

Baca Juga: Lanjutkan Tren Penurunan, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Anjlok 7,5% Sepanjang 2022

Simon bilang, industri asuransi jiwa turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan pasar modal melalui penempatan investasi jangka panjang pada instrumen saham, reksadana dan sukuk korporasi sebesar Rp 307,61 triliun. 

"Instrumen investasi dalam bentuk saham tumbuh 5,4% menjadi Rp 158,51 triliun pada 2022. Sementara investasi dalam bentuk reksadana turun 36,5% menjadi Rp 105,5 triliun dari sebelumnya Rp 166,17 triliun," jelas Budi.

Adapun investasi ke sukuk korporasi juga meningkat 14,6% menjadi Rp 43,6 triliun pada 2022. Diikuti pertumbuhan investasi ke deposito sebesar 10,2% mencapai Rp 44,53 triliun. 

Baca Juga: Walau Premi Turun, Nasabah Asuransi Jiwa Justru Melonjak 30,4% Jadi 85,01 Juta

Selain itu, industri asuransi jiwa juga menginvestasikan asetnya pada investasi langsung, dalam bentuk bangunan dan tanah yang mengalami peningkatan sebesar Rp 27,6% yoy dan berkontribusi 2,5% dari total investasi atau setara dengan Rp 13,54 triliun.

Kemudian instrumen investasi dalam bentuk penyertaan langsung mengalami pertumbuhan sebesar 76,7% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 4,4% atau setara dengan Rp 23,64 triliun pada 2022. 

"Adapun instrumen investasi dalam bentuk investasi lainnya mengalami peningkatan sebesar 9,7% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 0,9% atau setara dengan Rp 4,57 triliun," imbuhnya.

Sebagai informasi, total aset industri asuransi jiwa sepanjang 2022 mencapai Rp 611,22 triliun pada 2022. Nilai tersebut meningkat Rp 9,2 triliun atau setara dengan pertumbuhan 1,5% yoy. 

Dari total aset industri asuransi jiwa, sebanyak 87,9% merupakan dana investasi. Walau dana yang diinvestasikan cukup besar, namun imbal hasil yang dihasil justru turun. Tercatat hasil investasi industri asuransi jiwa turun 17,5% menjadi Rp 21,46 triliun pada 2022. 

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Terkendali, Klaim Meninggal Dunia di Asuransi Jiwa Turun 43,8%

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: