Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Global Market, Laba Maybank Indonesia Susut Jadi Rp 2,04 Triliun pada 2022

Efek Global Market, Laba Maybank Indonesia Susut Jadi Rp 2,04 Triliun pada 2022 Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Maybank Indonesia Tbk atau Maybank Indonesia mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 2,04 triliun dalam laporan keuangan konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2022. Angka ini turun 7,4 persen dari Rp 2,2 triliun pada tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengungkapkan penurunan laba disebabkan terutama oleh penurunan loan yields akibat persaingan ketat di industri, serta penurunan pendapatan dari Global Markets (GM), bancassurance dan wealth management.

"Meski demikian, bank mencatat biaya dana (cost of funds) membaik dan membukukan provisi yang lebih rendah, seiring dengan membaiknya kualitas kredit," ujar Taswin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (18/2).

Lebih lanjut, Taswin memaparkan, Marjin Bunga Bersih (NIM) meningkat sebesar 36 bps menjadi 5,1% pada Desember 2022, didukung oleh biaya dana yang lebih rendah dan saldo CASA yang lebih tinggi, serta pertumbuhan pembiayaan otomotif (auto-loan) dengan marjin yang lebih tinggi.

"Bank mencatat pendapatan fee (fee-based income) turun 15,8%, disebabkan oleh pendapatan fee Global Market yang turun 62,7% yoy akibat kenaikan suku bunga global dan volatilitas pasar," imbuhnya.

Baca Juga: Dorong Transformasi Digital, Bank Banten Perkuat UMKM di Tanah Jawara

Namun demikian, lanjut Taswin, pendapatan dari layanan valas ritel telah mengalami perbaikan yang berasal dari kantor-kantor cabang di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Total kredit tumbuh 5,9% menjadi Rp 107,82 triliun dari Rp 101,77 triliun pada tahun sebelumnya yang didukung oleh peningkatan pembiayaan pada segmen korporasi dan ritel.

Kredit segmen korporasi yaitu global banking tumbuh 7,1% menjadi Rp 40,65 triliun dari Rp 37,95 triliun pada tahun sebelumnya. Sedangkan total kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-Ritel tumbuh 5,2% menjadi Rp 67,17 triliun dari Rp 63,82 triliun.

Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, kredit segmen CFS Ritel secara signifikan tumbuh 13,6% menjadi Rp 38,99 triliun dari Rp 34,32 triliun, didukung pertumbuhan pembiayaan otomotif sebesar 22,6% yoy, bisnis kartu kredit dan KTA sebesar 14,7% yoy, dan KPR sebesar 4,6% yoy. 

Kredit segmen CFS Non-retail Maybank Indonesia terdiri dari Business Banking, Small and Medium Enterprises (SME+) dan Retail Small and Medium Enterprises (RSME). Pada 2022, segmen RSME telah berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan sebesar 4,5% menjadi Rp 12,77 triliun dari Rp 12,23 triliun.

"Hal ini didukung oleh upaya Bank dalam melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan non-ritel dengan memfokuskan penyaluran kredit pada segmen UKM," terangnya. 

Bank juga mempertahankan risk posture dan hal ini berdampak terhadap portofolio kredit segmen SME+ yang turun 4,4 Business Banking turun 13,6%. Dengan demikian bank mencatat total kredit segmen CFS Non-ritel turun 4,5% yoy. 

Baca Juga: Implementasi ESG, Bank DBS Indonesia Salurkan Rp1 Triliun Pendanaan ke Sektor Berkelanjutan

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: