Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Muamalat Genjot Pembiayaan di Segmen Ritel Konsumer

Bank Muamalat Genjot Pembiayaan di Segmen Ritel Konsumer Kredit Foto: Twitter/pilotignews
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menjalankan strategi business refocusing dengan fokus pada segmen ritel konsumer. Segmen tersebut dinilai lebih sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pionir bank syariah di tanah air ini.

Direktur Utama Bank Muamalat, Indra Falatehan mengatakan, saat ini porsi pembiayaan di segmen korporasi dan SME masih mendominasi, namun di tahun ini Bank Muamalat mulai menggeser fokus penyaluran pembiayaan ke ritel konsumer. 

“Saat ini porsi bisnis di korporasi masih mayoritas, tapi mulai tahun ini pelan-pelan kami switch ke ritel, terutama konsumer di mana segmen korporasi yang akan menjadi entry gate," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (13/10).

Secara umum, pihaknya akan fokus pada pertumbuhan bisnis yang sehat dan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan. Caranya dengan melakukan business refocussing. 

"Artinya, kami akan fokus pada segmen dimana Bank Muamalat memiliki kompetensi di dalamnya yaitu ritel konsumer,” jelas Indra.

Sebagai bagian dari strategi tersebut, Bank Muamalat berupaya meningkatkan semua aspek layanan, mulai dari proses pengajuan pembiayaan yang mudah, Service Level Agreement (SLA) yang cepat dan tentunya margin yang sangat menarik. 

Hal itu juga didukung oleh tersedianya pilihan produk-produk perbankan yang berkualitas, variatif dan kompetitif yang ditawarkan. 

Jaringan dan distribusi Bank Muamalat juga diselaraskan dengan strategi ritelisasi melalui konversi 27 kantor kas di beberapa wilayah menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP). Sehingga, Bank Muamalat akan memiliki 235 jaringan kantor cabang di berbagai wilayah Indonesia yang akan fokus pada penyaluran pembiayaan atau financing. 

Baca Juga: LPS Bayar Klaim Rp 94,47 miliar untuk 1.640 nasabah BPR Karya Remaja Indramayu

"Dengan jangkauan yang diperluas dapat memudahkan Bank Muamalat untuk membantu perkembangan sektor kesehatan dan pendidikan yang juga tersebar di seluruh Indonesia, terutama dari kebutuhan akan pembiayaan," kata Indra.

Selain itu, Bank Muamalat juga menggenjot penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), multiguna, hingga pembiayaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) pasca ditunjuknya Bank Muamalat sebagai Bank Penyalur Gaji (BPG) bagi ASN di lingkup instansi milik negara. 

"Kami juga melihat peluang untuk memberikan fasilitas dan layanan perbankan syariah kepada para pensiunan ASN. Oleh karena itu, saat ini kami tengah menjajaki kerja sama dengan PT Taspen (Persero) untuk masuk ke segmen tersebut,” imbuhnya.

Bentuk keseriusan Bank Muamalat untuk merealisasikan business refocussing tercermin juga melalui Muamalat Associate Program (MAP), sebuah trainee program yang diinisiasi khusus untuk segmentasi konsumer. 

Tak hanya itu, Bank Muamalat juga melakukan shifting dan reskilling karyawan kantor pusat menjadi Relationship Manager (RM) untuk melayani nasabah konsumer.

"Kami juga menerapkan strategi ritelisasi pada akuisisi pendanaan atau funding melalui keunggulan digital platform yang saat ini dimiliki oleh Bank Muamalat seperti Muamalat Digital Islamic Network (MDIN) dan Cash Management System (MADINA)," jelas Indra.

Hal ini juga didukung oleh berbagai program akuisisi pendanaan ritel yang diharapkan akan semakin memperkuat likuiditas Bank Muamalat.

"Melalui strategi bisnis tersebut, pembiayaan Bank Muamalat ditargetkan dapat tumbuh di atas 40% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh di atas 20% pada akhir 2023. Adapun total aset Bank Muamalat diharapkan dapat tumbuh di atas 15%," pungkasnya.

Baca Juga: Rasio Solvabilitas Nasional Re di Level 123,7%, Lampaui Ketentuan Minimal OJK

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: