Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredivo Beberkan 5 Cara Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi

Kredivo Beberkan 5 Cara Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
WE Finance, Jakarta -

Resesi ekonomi global diperkirakan akan datang pada tahun 2023. Bahkan, pemerintah telah memperingatkan bahwa ancaman resesi di tahun depan bisa berlanjut hingga 2024.

International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula diprediksi dapat bertumbuh sebesar 3,8%, kini hanya menjadi 2,7%.

Kondisi tersebut ditengarai oleh lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik.

Menanggapi hal tersebut, General Manager PT FinAccel Finance Indonesia (Kredivo) Lily Suriani mengimbau agar masyarakat tak perlu khawatir terhadap ancaman resesi. 

Ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, namun antisipatif dalam menghadapi kondisi tersebut. Lily menilai masyarakat Indonesia mampu bertahan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang penuh guncangan pada saat ini. 

Menurutnya, salah satu faktor yang berkontribusi bagi fundamental ekonomi Indonesia adalah tingkat daya beli masyarakat.

"Kami optimistis bahwa stimulus yang diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat akan dapat membantu Indonesia untuk melalui gejolak ekonomi," kata Lily dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (5/11).

Ia bilang, salah satu bentuk antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi dampak dari gejolak kondisi ekonomi adalah dengan bijak mengelola keuangan.

Hal tersebut juga menjadi fokus Kredivo yang secara berkelanjutan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kemampuan mengelola keuangan di tengah ancaman resesi terutama pada momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang jatuh sepanjang bulan Oktober 2022. 

Masyarakat juga dapat melakukan lima hal untuk menghadapi ancaman resesi. Pertama, siapkan dana darurat. Menurut Lily, dana darurat merupakan instrumen penting yang dapat dimanfaatkan apabila sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

"Besaran dana darurat yang dimiliki minimal sejumlah 3 kali pengeluaran bulanan bagi yang masih berstatus lajang dan minimal sejumlah 6 kali pengeluaran bulanan bagi yang telah berkeluarga," ujarnya.

Kedua, berbelanja sesuai kebutuhan. Ia bilang, belanja konsumsi masyarakat memiliki peran penting bagi kondisi perekonomian nasional karena akan berdampak pada roda perekonomian yang dapat terus berputar.

"Oleh karena itu, tetaplah belanja barang sesuai dengan kebutuhan, terutama yang bersifat pokok dan penting," katanya.

Ketiga, cerdas berinvestasi. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, masyarakat tetap dapat berinvestasi namun dengan memperhatikan jenis instrumen investasi.

Instrumen yang berisiko rendah dan mudah dicairkan, seperti reksa dana pasar uang ataupun surat berharga negara (SBN) dapat menjadi pilihan yang cenderung aman dalam kondisi saat ini.

Keempat, amankan sumber penghasilan. Di tengah maraknya fenomena PHK yang tengah terjadi, penting bagi masyarakat untuk dapat mempertahankan sumber penghasilan yang dimiliki. Oleh karena itu, apabila tidak ada permasalahan yang mendesak, maka usahakan untuk tidak resign dari tempat kerja saat ini.

"Bahkan apabila memungkinkan, Anda bisa mencari pekerjaan sampingan untuk menambah sumber penghasilan," ucap Lily.

Terakhir, susun skala prioritas kebutuhan. Menurut Lily, hal ini diperlukan agar dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan serta mengetahui kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya. 

Dalam menghadapi kondisi saat ini, membeli kebutuhan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan akan mendukung dalam menyehatkan arus kas. 

"Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan tetap memastikan cashflow tetap terjaga dan terkontrol salah satunya melalui kehadiran alternatif pembiayaan seperti paylater yang memberikan fasilitas cicilan 0gan jangka waktu tertentu," katanya. 

Dalam menghadapi ancaman resesi, dibutuhkan peran lintas sektor, baik dari masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah untuk dapat bahu-membahu untuk melewati hal tersebut.

Sebagai salah satu pelaku industri yang bergerak pada sektor keuangan digital, Kredivo juga berkomitmen untuk dapat membantu masyarakat dalam melalui gejolak kondisi ekonomi saat ini.

"Dengan pemanfaatan alternatif pembiayaan yang mudah, aman, dan terjangkau," pungkasnya.

Baca Juga: Makin Menjanjikan, Ini Strategi Kredivo Tingkatkan Bisnis Paylater

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: