Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Persaingan Dengan Fintech Hingga Relaksasi Kredit, Menjadi Tantangan BNI Ke Depan

                  Persaingan Dengan Fintech Hingga Relaksasi Kredit, Menjadi Tantangan BNI Ke Depan Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
                  WE Finance, Jakarta -

                  PT Bank Negara Indonesia Tbk Perseroan (BBNI) menyebut ada empat hal yang menjadi tantangan ke depan. Tantangan ini akan memberi efek pada bisnis perbankan di tanah air. 

                  "Beberapa tantangan ke depan adalah persaingan bank dengan fintech, potensi meningkatnya kejahatan siber dan pencurian data, stimulus relaksasi kualitas kredit, serta fluktuasi nilai mata uang dan kondisi eksternal," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR pada Selasa (13/9).

                  Baca Juga: Tingkatkan Kenyamanan Nasabah, BNI Akuisisi Digital Client

                  Berdasarkan paparannya di DPR, Royke menyebut persaingan bank dengan fintech terjadi seiring dengan peningkatan transaksi fintech yang cukup signifikan. Sementara transaksi industri perbankan yang sempat turun. 

                  "Selain itu, beberapa perusahaan fintech ternama di Indonesia juga didukung dengan bank digital dalam mengakomodasi kebutuhan likudiitas operasional," terangnya. 

                  Sementara tantangan lain datang dari potensi peningkatan kejahatan siber dan pencurian data nasabah. Berdasarkan data Cyber Attack Trend, informasi nasabah dan keuangan menjadi target kejahatan siber teratas ke-2 dengan metode phishing dan malware. 

                  "Dengan semakin masifnya pertumbuhan transaksi nasabah, maka potensi kejahatan siber akan meningkat," jelasnya. 

                  Tantangan selanjutnya dari perusahaan yang masih membutuhkan waktu untuk memulihkan arus kas keuangan pasca hadapi pandemi Covid-19. Di tengah kondisi tersebut, perusahaan sebagai nasabah bank juga punya kewajiban membayarkan kreditnya. 

                  "Dengan demikian, sektor perbankan masih menghargai relaksasi kredit perbankan dapat diperpanjang hingga tahun 2024," tambahnya. 

                  Tantangan terakhir berupa kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi nilai mata dan kinerja perbankan. Di antaranya berupa perubahan harga komoditas, ancaman krisis pangan di sejumlah negara dan kondisi geopolitik yang sedang memanas seperti Perang Ukraina - Rusia serta konflik China - Taiwan. 

                  Penulis: Ferrika Lukmana Sari
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: