Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hastanto Sri Margi Widodo mengungkap beberapa tantangan yang akan dihadapi industri asuransi nasional pada tahun ini.
Meskipun industri asuransi mengalami pertumbuhan secara positif, namun ia mengimbau agar para pelaku industri tidak terbawa suasana dan merasa cepat puas.
"Kita sudah harus bersiap mengantisipasi dan menghadapi tantangan-tantangan besar di tahun ini," ujar Widodo dalam International Insurance Seminar (IIS) 2023 di Jakarta, Kamis (9/3).
Menurutnya, tantangan pertama adalah penguatan literasi keuangan. Hal ini harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan dan menempatkan literasi keuangan sebagai salah satu prioritas mereka.
"Berdasarkan data OJK, penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2021 hanya sebesar 3,18%, terdiri dari 1,19% dari penetrasi asuransi jiwa, 0,47% asuransi umum, 1,45% asuransi sosial, dan 0,08% asuransi wajib," terang Widodo.
Sementara itu, data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada tahun 2019 menunjukkan tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan mencapai 38,03% dan 76,19%, masing-masing masih kurang dari 50%.
Baca Juga: OJK Godok Aturan Turunan UU P2SK Untuk Kembangkan Industri BPR
Kedua, ancaman resesi global yang masih dikhawatirkan oleh industri. Widodo menilai, para pelaku industri harus memiliki sikap optimis untuk dapat mengatasi tantangan ini.
"Optimisme ini diwujudkan dengan upaya perusahaan asuransi untuk menciptakan inovasi produk mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari desain produk, pemasaran, pengelolaan dana, hingga ekspansi layanan untuk nasabah," jelasnya.
Tantangan terakhir adalah membangun kepercayaan nasabah terhadap industri asuransi. "Saatnya kita untuk mendapatkan kembali kepercayaan nasabah terhadap industri ini," pungkasnya.
Sebagai informasi, pendapatan premi sektor asuransi pada Januari 2023 mencapai Rp 30,55 triliun atau tumbuh sebesar 5,22% yoy. Premi asuransi umum dan reasuransi juga tumbuh 19,8% yoy pada Januari 2023 mencapai Rp14,53 triliun, di mana Risk Based Capital (RBC) asuransi umum dapat dipertahankan pada level 321,77%.
Baca Juga: Irjen Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh Diangkat Jadi Komisaris BRI
Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait: