Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Sehatkan Keuangan Perusahaan, Jasindo Lepas Saham di Mandiri Inhealth dan Asuransi Tokio Marine

                  Sehatkan Keuangan Perusahaan, Jasindo Lepas Saham di Mandiri Inhealth dan Asuransi Tokio Marine Kredit Foto: Bumn.go.id
                  WE Finance, Jakarta -

                  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) telah menyampaikan rencana penyehatan keuangan (RPK) dan dinyatakan kondisi keuangannya atau Risk based capital (RBC) sudah membaik.

                  Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, Jasindo telah melepas kepemilikan saham di 2 perusahaan asuransi yakni Mandiri Inhealth dan Asuransi Tokio Marine.

                  "Mereka juga mendapatkan injeksi dari holding, melakukan penjualan aset kepada grup usaha IFG sehingga kami nyatakan RPK itu tidak keberatan dan kondisi keuangan sudah memenuhi solvabilitas dan likuiditas," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (2/2).

                  OJK akan menunggu hasil laporan keuangan audited 2022 dari Jasindo. Apabila laporan keuangan sesuai dengan internal, maka OJK menganggap Jasindo sudah sehat kembali dan penanganan dilakukan secara normal.

                  Baca Juga: Funding Mengetat, BSI Bidik Pertumbuhan Pembiayaan 15% pada 2023

                  Pada kesempatan lain, Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Cahyo Adi, mengatakan bahwa sejak Desember 2022 RBC Asuransi Jasindo sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

                  Asuransi Jasindo juga sudah melaporkan terkait angka RBC ini kepada OJK pada bulan ini. Pihaknya juga tengah menunggu hasil audit resmi yang dilakukan pihak eksternal. 

                  Dalam Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, pada Senin (30/1), Direktur Utama IFG Robertus Bilitea mengatakan bahwa RBC Jasindo per Desember 2022 (unaudited) telah mencapai 137,21%. Nilai tersebut telah di atas ketentuan minimal OJK, yakni minimal 120%.

                  Dengan demikian, Jasindo telah mengembalikan tingkat kecukupan modal di mana pada tahun 2021, Jasindo mengalami tekanan terhadap solvabilitas dengan RBC pada level -84,85%.

                  Ia bilang pemulihan kesehatan Jasindo berkat kerja keras IFG dalam mendorong transformasi Jasindo menjadi perusahaan yang sehat, positif, dan berkelanjutan. Sehingga dapat memperkuat kembali peran dan kontribusi Jasindo dalam industri asuransi umum.

                  "Upaya penyehatan dan perbaikan kinerja fundamental Jasindo tersebut merupakan hasil dari komitmen yang kuat dari holding dan manajemen Jasindo terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan yang prudent berbasis manajemen risiko," ujarnya. 

                  Baca Juga: Kantongi Izin OJK, Bank BNI Siap Geber Bisnis Modal Ventura

                  Hal ini didukung pula oleh ekosistem bisnis, kapasitas, dan kapabilitas yang melekat pada holding, sinergi antara anak usaha IFG, serta persetujuan pemangku kepentingan utama IFG, di antaranya Kementerian BUMN, OJK, serta pemangku kepentingan lainnya.

                  Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga menjelaskan, pencapaian penyehatan keuangan Jasindo terefleksi dari tingkat solvabilitas Jasindo sesuai ketentuan OJK sejak akhir tahun lalu, bersama dengan kondisi arus kas Jasindo yang positif dan profitabilitas yang membaik. 

                  Serangkaian inisiatif dan aksi korporasi dilakukan untuk mencapai penyehatan dan penguatan keuangan Jasindo, di antaranya dengan melakukan restrukturisasi asuransi kredit yang melibatkan 242 mitra institusi keuangan, optimalisasi aset termasuk meningkatkan porsi Aset Yang Diperkenankan (AYD), dan mendorong peningkatan kolektibilitas piutang. 

                  "Selain itu, sebagai bentuk komitmen holding sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) dari Jasindo, holding juga memberikan shareholder loan sebesar Rp 250 miliar untuk lebih memperkuat tingkat solvabilitas perusahaan,” imbuh Pantro.

                  Selanjutnya mengawal secara intensif perbaikan fundamental perusahaan, terutama dengan mempertajam fokus dan portofolio bisnis kembali kepada core competency perusahaan dalam bisnis asuransi umum, serta mendorong hasil underwriting yang berkontribusi pada pertumbuhan kinerja fundamental yang positif dan berkelanjutan. 

                  "Kami harus didukung penuh oleh kinerja yang didasarkan pada tata kelola perusahaan yang prudent, akuntabel, dan berkelanjutan, manajemen risiko yang akurat, serta kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang kuat," pungkasnya. 

                  Baca Juga: Ultimatum ke Kresna Life, OJK Beri Batas Waktu Satu Bulan Untuk Rencana Penyehatan Keuangan

                  Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Bagikan Artikel: