Menu
Perbankan
    Finansial
      Asuransi
        Multifinance
          Fintech
            Video
              Indeks
                About Us
                  Social Media

                  Strategi Bakar Uang Masih Digunakan Fintech, Apa Masih Efektif?

                  Strategi Bakar Uang Masih Digunakan Fintech, Apa Masih Efektif? Kredit Foto: Ist
                  WE Finance, Jakarta -

                  Teknologi finansial (fintech) kini kian menjamur di Indonesia. Inovasi keuangan modern yang mengandalkan teknologi ini digemari masyarakat lantaran mudah diakses. Namun, seperti perusahaan teknologi pada umumnya, fintech kerap kali menjadi sorotan lantaran biaya operasionalnya yang tinggi dan gemar ‘bakar uang’.

                  Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO), Karaniya Dharmasaputra mengatakan tren bakar uang oleh fintech ini menjamur dalam dua tahun terakhir. Menurutnya, wajar apabila perusahaan fintech masih kerap bakar uang demi meraup pasar.

                  "Terlepas dari istilah bakar uang yang cenderung negatif, kalau kita bisa terjemahkan itu menjadi sesuatu yang scientific. maka bakar uang itu sebenarnya dilakukan untuk menyentuh konsumen atau menjangkau pasar lebih luas lagi," ujar Karaniya dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital oleh Indonesia Fintech Society (IFSOC) pada Selasa (27/12).

                  Baca Juga: Masuk Bisnis Paylter, MUFG Suntikan Dana ke Akulaku Hingga Rp 3,1 Triliun

                  Ia menambahkan, contoh strategi "bakar uang" yang biasa dilakukan perusahaan fintech ini seperti memberikan subsidi kepada konsumen.  

                  "Hal itu tentu bertujuan agar konsumen tertarik coba produk-produk teknologi digital. Dari situ, terjadilah pertemuan permintaan dan penawaran. Maka bisa kita saksikan adanya geliat ekonomi," jelasnya.

                  Menurut Karaniya, fintech mempunyai peran penting untuk perkembangan ekonomi nasional dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini terbukti dari masifnya penetrasi Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) terhadap ekosistem digital lain, sehingga membuka peluang mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik.

                  "UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital, akhirnya punya akses kepada promosi dan distribusi, yang mungkin sebelumnya tidak pernah mereka temukan bagaimana caranya," tambahnya.

                  Baca Juga: Perhatikan! Ini Hal yang Wajib Dipahami Sebelum Memilih Produk Asuransi

                  Penulis: Alfi Salima Puteri
                  Editor: Ferrika Lukmana Sari

                  Tag Terkait:

                  Bagikan Artikel: