Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Unit Link, Premi Asuransi Jiwa Anjlok 9,94% pada Semester I 2023

Gara-gara Unit Link, Premi Asuransi Jiwa Anjlok 9,94% pada Semester I 2023 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total akumulasi pendapatan premi sektor asuransi terkontraksi 4,74% pada semester I 2023 mencapai Rp 150,08 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh penurunan akumulasi premi asuransi jiwa sebesar 9,94% yoy dengan nilai mencapai Rp 86,02 triliun per Juni 2023.

"Penurunan akumulasi premi asuransi jiwa ini didorong oleh normalisasi premi di lini usaha produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit link," ujar Ogi dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juli 2023 secara virtual, Kamis (3/8).

Di sisi lain, Ogi menyampaikan, akumulasi premi asuransi umum tumbuh positif 4,02% yoy menjadi Rp 64,06 triliun. 

Secara umum, permodalan di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) tetap terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang di atas threshold masing-masing sebesar 467,85% dan 314,08%.

"Angka tersebut jauh di atas threshold sebesar 120%," kata Ogi.

Baca Juga: Bank Muamalat Alokasi Dana Hingga Rp 200 Miliar untuk Perkuat Layanan Digital

Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan cukup tinggi sebesar 16,37% yoy pada Juni 2023 menjadi sebesar Rp 444,52 triliun, didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,52% yoy dan 17,57% yoy.

Di sisi lain, Ogi menyebut profil risiko perusahaan pembiayaan juga masih terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat sebesar 2,67%. Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,27 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

"Sedangkan sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 7,22% yoy dengan nilai aset sebesar Rp 358,66 triliun," imbuhnya.

Adapun untuk pertumbuhan outstanding pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending pada Juni 2023 melambat menjadi sebesar 18,86% yoy dengan nominal sebesar Rp 52,7 triliun. 

"Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) turun menjadi 3,29% pada Juni 2023 dari sebelumnya 3,36% pada Mei 2023," pungkas Ogi.

Baca Juga: Bank Muamalat Targetkan Jumlah Pengguna Muamalat DIN Capai 670 Ribu di 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: