Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK: Industri Keuangan Nasional Tetap Stabil Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

OJK: Industri Keuangan Nasional Tetap Stabil Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global Kredit Foto: Antara/HO/Humas OJK
WE Finance, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga stabil di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global. Hal ini tercermin dari permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai serta kinerja intermediasi yang kembali meningkat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, hasil Global Bank Stress Test IMF menunjukkan dalam skenario ekonomi memburuk, stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap dapat terjaga baik.

"Dengan buffer permodalan dan likuiditas perbankan yang dimiliki diperkirakan mampu menyerap risiko yang muncul," ujarnya dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Juni 2023, Selasa (4/7).

Dalam kesempatan tersebut, Mahendra menyampaikan, rilis data perekonomian global menunjukkan divergensi perkembangan perekonomian di negara-negara utama. Hal itu memunculkan respons kebijakan yang diambil juga menunjukkan divergensi. 

Baca Juga: 30 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris, OJK: Kami Tidak Tegas Jika Tidak Dipenuhi

Di Amerika Serikat, the Fed menahan kenaikan suku bunga kebijakan seiring mulai meredanya tekanan inflasi.  Namun, dengan masih ketatnya pasar tenaga kerja di tengah kinerja perekonomian di atas ekspektasi, the Fed mensinyalkan masih akan ada kenaikan suku bunga di tahun ini.

"Kebijakan untuk menaikkan suku bunga juga ditempuh oleh bank sentral Eropa karena tingkat inflasi di beberapa negara Eropa yang persisten tinggi," katanya.

Sementara di Tiongkok, pemerintah dan bank sentral mengeluarkan stimulus dan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus melemah. 

Sedangkan di pasar domestik, kinerja perekonomian nasional terpantau positif dengan tekanan inflasi yang mereda dan kembali ke rentang target BI pada Juni 2023 mencapai 3,52% yoy atau turun dari Mei 2023 sebesar 4,00%.

"Optimisme konsumen meningkat dan kinerja sektor riil juga terpantau positif. Neraca perdagangan, di tengah penurunan pelemahan harga komoditas utama ekspor Indonesia, juga mencatatkan surplus di Mei 2023," pungkasnya.  

Baca Juga: OJK Perketat Pengawasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: