Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Imbas Resesi dan Gejolak Ekonomi Global, Bisnis Paylater Anjlok di 2022

Imbas Resesi dan Gejolak Ekonomi Global, Bisnis Paylater Anjlok di 2022 Kredit Foto: Pexels/cottonbro studio
WE Finance, Jakarta -

Hasil riset Kredivo dan Katadata Insight Center mengungkapkan bahwa transaksi paylater pada kuartal IV-2022 mengalami penurunan, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di mana, nilai transaksi pada kuartal IV 2022 tercatat sebesar 38,6% yoy menjadi 33,3% yoy.

Direktur Center of Economic and Law Studies sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan di kuartal IV 2022 akibat isu resesi dan gejolak ekonomi global.

"Kemudian terjadi pergeseran pola belanja masyarakat di masa pasca pandemi dengan 79% konsumen memilih tren belanja kombinasi offline dan online dan adanya gejolak ekonomi turut memengaruhi penurunan tren belanja di kuartal IV 2022," ujarnya dalam acara konferensi pers Peluncuran Laporan Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (14/6).

Selain itu, isu resesi yang semakin kencang pada kuartal IV 2022 turut menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat menahan konsumsi mengingat masyarakat belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi.

Baca Juga: Miliki Ceruk Pasar Besar, Ini Sederet Tantangan Bisnis Paylater di Indonesia

Di sisi lain, beberapa platform e-commerce mulai mengurangi promosi dan fokus pada keberlangsungan bisnis dengan membebankan biaya layanan kepada konsument dan membatasi jumlah opsi promo yang tersedia.

Sementara berdasarkan pola nilai transaksi bulanan, sepanjang 2022 rata-rata nilai transaksi mengalami kenaikan pada Maret, April, Juni, dan Juli. Namun sama seperti pola jumlah transaksi, proporsi nilai transaksi di kuartal IV 2022 juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021.

"Tren bulan ke bulan ini turut dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi di tahun 2022," ujarnya.

Mayoritas konsumen menggunakan paylater adalah untuk belanja online. Adapun produk yang paling banyak dibeli adalah fesyen, perlengkapan rumah tangga, elektronik, komputer atau laptop, kamera, dan handphone, perawatan tubuh, makanan dan minuman.

"Ke depannya, seiring penggunaan paylater yang meningkat, maka akan semakin meningkatkan multiplier effect atau dampak turunan panjang bagi industri ekonomi digital ini, mulai dari percepatan pembangunan infrastruktur hingga penyerapan tenaga kerja yang akan berdampak pada perputaran roda perekonomian," pungkasnya.

Baca Juga: Masih Digarap Bersama Kemenkeu, OJK Beberkan 3 Pokok Pengaturan Program Pensiun Terbaru

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: