Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

AAUI Soroti Kebijakan OJK terkait Kenaikan Modal Minimum di Industri Asuransi

AAUI Soroti Kebijakan OJK terkait Kenaikan Modal Minimum di Industri Asuransi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memberikan tanggapan terkait rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan meningkatkan modal minimum perusahaan asuransi. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan mengatakan bahwa wacana kenaikan modal minimum ini membuat pihaknya sangat kaget.

"Tentunya sangat mengagetkan bagi kita di industri asuransi umum atas wacana peningkatan (ekuitas) menjadi Rp 500 miliar pada 2026 dan Rp 1 triliun pada 2028. Untuk reasuransi Rp 1 triliun di tahun 2026 dan menjadi Rp 2 triliun di tahun 2028. Sedangkan di syariah yang spin off itu menjadi Rp 250 miliar pada 2026 dan juga  2028 menjadi Rp 500 miliar," ujar Budi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (30/5).

Meski begitu, Budi menyebut tidak ada penolakan dari industri terkait wacana kenaikan modal minimum tersebut. Namun pihaknya menggariskan beberapa poin penting terhadap apa yang disampaikan oleh pihak regulator.

"Pertama, intensinya apa sampai sebanyak itu (peningkatannya)? Kenapa sampai muncul angka-angka yang dimaksud dan relaksasi waktunya kok sangat mepet? Jadi pembicaraan saya dengan teman-teman (pelaku industri) cukup intens," ungkapnya.

Baca Juga: Tingkatkan Akurasi Perhitungan Aktuaria, BPJS Ketenagakerjaan Luncurkan Tabel Mortalitas Terbaru

Hasil dari dua kali pertemuan dengan anggota, Budi melihat komitmen dan kesanggupan mereka dalam implementasi modal minimum ini.

"Sebagian (anggota AAUI) tidak menolak, namun concern-nya adalah tenggat waktu dan nilai besaran peningkatannya," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang menambahkan bahwa semua anggota setuju jika ada kebijakan terkait perbaikan yang bertujuan untuk menyehatkan industri asuransi.

"Seperti yang tadi sudah disampaikan, ada beberapa concern terkait nilai dan tenggat waktu yang diberikan, Jadi masih menunggu, karena harus kembali ke perusahaan masing-masing untuk melakukan proyeksi dan mengidentifikasi hal-hal apa yg dilakukan dalam rangka mengaplikasikan ketentuan modal ini," jelasnya.

Baca Juga: BRI Life Raup Laba Bersih Rp Rp 112,23 Miliar pada Kuartal I 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: