Kredit Foto: DANA
Saat ini, implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antar negara sudah bisa digunakan di Thailand dan Malaysia. Dalam waktu dekat, akan disusul QRIS Singapura yang sedang dalam proses pengembangan atau inisiasi.
DANA, salah satu penyedia jasa pembayaran yang berpartisipasi dari Indonesia (sebagai issuer), mengapresiasi Bank Indonesia yang mengambil peluang ekonomi lewat implementasi QRIS antar negara (cross border) tersebut.
CEO & Co-Founder DANA Indonesia, Vince Iswara menilai masyarakat Indonesia juga telah mengadopsi pembayaran digital lebih cepat.
"Ketika konsumen menyadari bisa menggunakan suatu aplikasi, terlepas aplikasi apapun itu, dan aplikasi itu terintegrasi satu dengan lainnya, maka mereka akan semakin sering menggunakannya. Inilah yang sedang dimplementasikan oleh BI dan seluruh pemangku kepentingan lainnya," ujar Vince dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 di Jakarta, Selasa (9/5).
Baca Juga: OJK Sebut Kunci Perkembangan Industri Digital adalah Inklusi Keuangan
Menurutnya, dengan begitu, negosiasi dengan para merchant akan menjadi lebih mudah dan teregulasi.
"Jadi kami bisa lebih cepat lagi untuk berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih lagi bagi level domestik. Ini juga menjadi peluang ke depannya untuk terintegrasi dengan negara-negara lainnya. Karena pengguna QRIS juga yang semakin bertambah secara cepat," imbuhnya.
Meski begitu, menurutnya, masih perlu waktu yang cukup lama untuk mengedukasi merchant soal penggunaan QRIS lintas negara tersebut. Namun, Vince optimis seiring dengan berjalannya waktu, pedagang atau kasir akan memahami penggunaan QRIS lintas negara.
"Nantinya mereka akan paham bahwa QRIS adalah alat pembayaran yang sah juga seperti kartu debit atau kredit. Sekarang yang harus kita lakukan adalah mengedukasi pengguna dan pedagang dalam menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran," terang dia.
Sebagai informasi, pada Desember 2022 DANA mencatatkan transaksi harian meningkat hingga 2,5 kali lipat atau naik 150% dibanding Desember 2021. Persentase pertumbuhan online merchant pun naik sebesar 57% dari tahun 2021 ke 2022.
Baca Juga: Kantongi Restu OJK, KB Bukopin Bakal Rights Issue Rp 12 Triliun
Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari
Tag Terkait:
