Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terus Menurun, Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bank Mandiri Tersisa Rp 31,2 Triliun

Terus Menurun, Restrukturisasi Kredit Covid-19 Bank Mandiri Tersisa Rp 31,2 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Mandiri Tbk mencatat angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 terus menurun. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, outstanding balance dari portofolio restrukturisasi Covid-19 tersisa Rp 31,2 triliun per Maret 2023.

Dia mengungkapkan, angka itu jauh lebih rendah daripada posisi outstanding balance tertinggi pada Juni 2021 yang pada saat itu mencapai Rp 96,49 triliun. Dari nilai tersebut, yang menjadi kredit masalah (NPL) hanya sekitar 1,7%. 

"Kemudian loan at risk yang termasuk restrukturisasi Covid-19 portofolio di bulan Maret itu mencapai 11,7% dan telah menurun secara signifikan dari posisi Maret tahun lalu di 17,2%," terang Siddik dalam Paparan Kinerja Kuartal I Bank Mandiri dikutip Rabu (26/4).

Lebih lanjut, Siddik mengatakan, dari portofolio tersebut, lebih dari 91% telah melakukan pembayaran kembali. Baik berupa parsial payment, full payment, ataupun pelunasan.

"Oleh karena itu, kami mengestimasi sebagian besar portofolio restrukturisasi Covid-19 akan pulih dan mampu kembali membayar kewajiban keuangan," imbuhnya.

Menurutnya, masih ada beberapa debitur yang memerlukan relaksasi lanjutan, sehingga Bank Mandiri akan memberikan program restrukturisasi regular kepada debitur tersebut.

Kemudian untuk mengantisipasi penurunan kualitas kredit untuk debitur tertentu pasca masa relaksasi, pihaknya juga telah menambahkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 2,86 triliun per Maret 2023. Sedangkan CKPN coverage terhadap NPL keseluruhan ada di level 336,6%, atau meningkat 70% yoy. 

Pihaknya akan terus memantau kinerja bisnis debitur, early warning signal, maupun terus memantau kewajiban pembayaran khususnya bagi debitur restrukturisasi covid. Sehingga di akhir tahun perusahaan optimis dapat memberikan guidance cost of credit pada range 1,3% sampai dengan 1,5%.  

Baca Juga: Didominasi KPR Subsidi, Penyaluran Kredit BTN Nyaris Sentuh Rp 300 Triliun

Seperti diketahui, Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,6 triliun, tumbuh menembus 25,2% yoy pada kuartal I 2023.   

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menyampaikan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi perusahaan yang berfokus pada pendekatan ekosistem bisnis baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir Maret 2023 berhasil tumbuh 10,04% yoy mencapai Rp 1.908 triliun. Hal tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit Bank Mandiri sebesar 12,36% yoy secara konsolidasi menjadi Rp 1.205 triliun.

Darmawan menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari semakin membaiknya fundamental ekonomi Indonesia yang solid.  

"Melalui pencapaian fungsi intermediasi ini, Bank Mandiri mempertegas peranan sebagai agen pembangunan yang berupaya untuk berkontribusi maksimal terhadap perekonomian di Indonesia,” ujar Darmawan.

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut merata di seluruh segmen. Salah satunya antara lain kredit wholesale yang berhasil meningkat 9,09% yoy pada kuartal I 2023 menjadi Rp 599 triliun serta kredit ritel yang meningkat 11,92% yoy menjadi mencapai Rp 327 triliun.  

Baca Juga: Raih Pendapatan Bunga Lebih Tinggi, Laba Bank DKI Tembus Rp 233,2 Miliar

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: