Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Prediksi Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Positif di Triwulan II 2023

BI Prediksi Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Positif di Triwulan II 2023 Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
WE Finance, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memprediksi pada triwulan II 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh meningkat. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan permintaan kredit baru triwulan II 2023 sebesar 99,7%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 63,7% pada triwulan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan, prakiraan kenaikan kebutuhan pembiayaan pada triwulan II 2023 tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU).

"Di mana pada triwulan II 2023 diprakirakan kegiatan usaha meningkat lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (26/4).

Dia menerangkan, pada triwulan II 2023, prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. 

"Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor," jelasnya.

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan II 2023 diprioritaskan pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar & Eceran, serta sektor perantara keuangan.

Namun, Erwin menyebut bahwa kebijakan penyaluran kredit pada triwulan II 2023 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Hal ini sebagaimana terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan II 2023 yang bernilai positif sebesar 0,1%.

Baca Juga: OJK Beri Edukasi Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga dan UMKM di Cikarang

Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya diprakirakan terjadi terutama pada jenis kredit konsumsi lainnya, yaitu antara lain berupa Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit. 

"Sementara itu, aspek kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya antara lain suku bunga kredit, premi kredit berisiko, dan persyaratan administrasi," ungkapnya.

Selanjutnya, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan II 2023 diprakirakan meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terlihat dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 47,6%, lebih tinggi dibandingkan 31,3% pada triwulan sebelumnya. 

Pertumbuhan DPK yang meningkat diprakirakan terjadi pada jenis instrumen tabungan, dengan SBT yang lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 93,9%. Sementara itu, pertumbuhan deposito diprakirakan tetap tumbuh positif meski melambat dengan SBT sebesar 32,7%. 

"Di sisi lain, giro diprakirakan turun dibanding triwulan sebelumnya, terindikasi dari SBT negatif sebesar -19,2%, berbalik dari periode sebelumnya yang tercatat positif sebesar 21,2 persen," kata Erwin.

Sementara itu, dari survei responden memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,4% yoy, walaupun tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4% yoy, namun lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2% yoy.

Sedangkan, pertumbuhan DPK sampai dengan akhir tahun 2023 diprakirakan masih tinggi. Hal ini tecermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2023 yang tercatat positif sebesar 92%, lebih tinggi dibandingkan SBT 82,1% pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bank Mandiri Optimis Kredit Wholesale dan Retail Banking Akan Lanjutkan Pertumbuhan di Triwulan II 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: