Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jawab Kebutuhan Nasabah, Bank Gencar Kembangkan Inovasi Digital

Jawab Kebutuhan Nasabah, Bank Gencar Kembangkan Inovasi Digital Kredit Foto: Ist
WE Finance, Jakarta -

Digitalisasi di industri perbankan semakin marak. Kini, banyak aktivitas perbankan yang sebelumnya dilakukan tatap muka atau offline, jadi bisa dilakukan secara online. Sehingga layanan di kantor cabang perbankan makin jarang digunakan.

Bahkan saat ini, perbankan telah mengalihkan layanannya melalui aplikasi mobile banking untuk jawab kebutuhan nasabah. Sehingga secara teknis, layanan bank bisa diakses 24/7. Akhir-akhir ini juga muncul beragam bank digital baru, salah satunya neobank.

Neobank merupakan salah satu inovasi dalam bentuk teknologi keuangan yang menawarkan kemudahan layanan perbankan digital tanpa cabang. Neobank ini tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana layanan bank pada umumnya, hadir sepenuhnya secara online.

Melansir laman Forbes, Minggu (23/4), CEO sekaligus pendiri Trigger Neobank Engine, Max Bondar mengatakan pihaknya turut membantu bank meluncurkan neobank mereka sendiri hanya dalam waktu 6 bulan.

"Bank tidak ingin Anda meluangkan waktu lagi untuk mengunjungi kantor cabang. Jadi bank dapat diakses hanya melalui sebuah aplikasi di ponsel. Dengan begitu, neobank dapat menyediakan seluruh layanan transaksi perbankan hanya dalam genggaman," ujar Max.

Baca Juga: Permodalan Bank Makin Kokoh Sepanjang Tahun 2023

Berdasarkan survei mingguan terkait Keyakinan Konsumen dari Ipsos- Forbes, terungkap bahwa sekitar 3 dari 4 orang Amerika (76%) telah menggunakan aplikasi perbankan dalam setahun terakhir. 

Mereka mengakses layanan perbankan melalui ponsel untuk melakukan penarikan dana hingga mengecek laporan dan saldo rekening. Beberapa bank bahkan telah memiliki layanan perbankan harian secara gratis. 

CEO TBI Bank, Petr Baron melihat tanda - tanda ini sebagai fokus utama perusahaan untuk menawarkan solusi keuangan bagi para nasabah. 

"Kami yakin bahwa layanan perbankan harian harus gratis. Kami juga harus selalu berusaha menghadirkan inovasi terbaru bagi nasabah kami untuk membuat hidup mereka lebih mudah dan nyaman,” kata Petr.

Terlebih, bank melihat setiap transaksi nasabah sebagai bagian dari teka-teki yang lebih besar. Bagaimana bank menganalisa semua transaksi dan mampu memahami konteks pendekatan yang proaktif. 

“Fokus pada kebutuhan pelanggan ada dalam DNA kami dan inilah inti dari produk dan solusi keuangan kami," tambahnya.  

Bank siap melayani kebutuhan nasabah setiap kali mereka log in di mobile banking. Ketika nasabah log in dan menyelesaikan transfer uang atau pembayaran tagihan listrik bukanlah akhir cerita. 

Justru transaksi mereka akan menjadi profil atau riwayat yang bisa dianalisis lebih komprehensif. Profil tersebut dapat mencakup daftar pembayaran reguler yang disarankan, langganan, dan saran yang direkomendasikan oleh bank.

Dasbor atau ringkasan laporan transaksi mereka baik dari bank maupun mitra, dapat digunakan untuk menganalisas perilaku dan kebutuhan nasabah secara lebih holistik dan cerdas. Salah satunya untuk merekomendasikan produk keuangan sesuai kebutuhan mereka. 

Dalam hal ini, konsep reaktif hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan mendesak bagi nasabah. Sebaliknya, pendekatan proaktif dinilai lebih baik karena memperhatikan kebutuhan pelanggan untuk jangka panjang. 

Baca Juga: Melonjak Signifikan, Transaksi BNI Mobile Banking Capai Rp 252 Triliun

Pendekatan proaktif akan menjadi win-win solution untuk membuat hidup orang lebih mudah dan meningkatkan keuntungan bank. Salah satunya dengan mengembangkan layanan perbankan yang mengandalkan kecerdasan buatan atau open AI.

Teknologi GPT Banking misalnya, dapat dengan mudah memahami konteks perilaku pelaggan dan langsung bereaksi. Bayangkan dialog antara pelanggan dan agen pendukung bank, di mana GPT dapat langsung meringkas percakapan dan membantu agen langsung melakukan upsell atau cross-sell langsung di chat.

Melalui GPT, bank bisa mengetahui faktor kepuasan seperti kecepatan, harga, kualitas dan pengalaman pengguna (UX). Misalnya pelanggan rajin memberi produk mahal dari restoran, bandara atau toko pakaian, maka GPT dapat langsung menawarkan kartu kredit premium ke mereka. 

Dengan begitu, GPT dapat menawarkan solusi keuangan kepada pengguna dengan melihat kebiasaan pengeluaran mereka. Jika seseorang mengeluarkan uang terlalu banyak untuk makan di luar, maka AI dapat membagikan saran berapa banyak yang akan mereka hemat jika mereka memasak di rumah. 

Baca Juga: Amar Bank Cetak Laba Bersih Rp 34,43 Miliar di Kuartal I 2023

Penulis: Alfi Salima Puteri
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: