Terapkan Inovasi Digital, Laba Tugu Insurance Capai Rp 395,11 Miliar

WE Finance, Jakarta -

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang tahun 2022. Perusahaan berhasil mencetak laba tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp 395,11 miliar, naik 20,74% pada 2022. 

Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat mengatakan bahwa capaian tersebut tidak terlepas dari komitmen perseroan untuk senantiasa mengelola risiko dengan prinsip kehati-hatian baik dari aspek underwriting maupun dalam pengelolaan investasi, dan efisiensi beban usaha.

"Kemudian Tugu Insurance semakin proaktif dalam mengantisipasi  berbagai arus peluang maupun tantangan di industri perasuransian dengan mengedepankan inovasi digitalisasi," ujar Tatang dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/4).

Dia menjelaskan, hingga periode 31 Desember 2022, premi bruto (audited) Tugu Insurance secara konsolidasian mencapai Rp 6,71 triliun atau naik 12% dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,99 triliun.

Kontirbusi dari capaian tersebut berasal dari lini bisnis asuransi fire, marine hull, onshore dan marine cargo. Adapun untuk perolehan produksi premi terbesar pada 2022 berasal dari lini fire, aviation, offshore dan marine cargo.  

"Sedangkan pendapatan underwriting secara konsolidasian tercatat sebesar Rp 2,34 triliun. Angka ini naik 10% dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 2,12 triliun," imbuh Tatang.

Baca Juga: Melonjak Signifikan, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 6.375,3 Triliun pada Februari 2023

Selain berhasil mempertahankan peringkat Global Rating A- (Excellent) dari A.M. Best selama 7 tahun berturut - turut, kinerja gemilang Emiten Anak BUMN PT Pertamina (Persero) ini juga tercermin dari hasil investasi konsolidasian sebesar Rp 352,39 miliar serta pendapatan usaha lainnya mencapai  Rp 398,71 miliar.

Tercatat di akhir 2022, Tugu Insurance memiliki total aset Rp 21,58 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,19 triliun. Sedangkan ekuitas perseroan meningkat dari Rp 8,79 triliun menjadi Rp 9,17 triliun dengan disertai tingkat Risk Based Capital (RBC) 470,02%.

"Nilai ini berada jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 120%," tutup Tatang.

Baca Juga: OJK Pastikan Sektor Keuangan RI Tetap Terjaga di Tengah Gejolak Ekonomi Global