Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Diproyeksi Terus Melaju, Bank Jatim Bidik Pertumbuhan Laba hingga 6% di 2023

Bisnis Diproyeksi Terus Melaju, Bank Jatim Bidik Pertumbuhan Laba hingga 6% di 2023 Kredit Foto: Achmad Ghifari Firdaus
WE Finance, Jakarta -

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) optimistis bisnis akan terus melaju sepanjang tahun ini. Perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5% hingga 6% yoy pada 2023.

Direktur Utama bankjatim Busrul Iman mengatakan, tahun ini perseroan menargetkan kredit bisa tumbuh 12% hingga 13% yoy. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 dengan pertumbuhan sebesar 8,06% yoy.

"Ini sudah kami siapkan perangkat dan infrastruktur termasuk segmentasi kreditnya, kemudian penempatan yang sesuai dengan segmentasi dan peningkatan kompetensinya, serta mapping masing-masing wilayah market kami," kata Busrul dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/3).

Sedangkan target rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) berada di posisi 5,3% hingga 5,4%. Nilai tersebut ditetapkan karena perseroan akan lebih dorong ke sektor produktif untuk kreditnya.

Busrul mengatakan, tahun ini perseroan bertumpu pada kualitas aset yang bagus. Di mana aset perusahaan ditargetkan tumbuh 1% hingga 2% yoy pada tahun ini. Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) diharapkan bisa tumbuh di kisaran 8% - 9% yoy.

Baca Juga: 2023 Jadi Tahun Ekspansi, Bos BRI Ajak Masyarakat Menabung dan Ambil Kredit di Bank

"Dengan struktur dana yang baik di mana kontribusi dana murah (CASA) lebih baik diharapkan akan ada pergeseran dengan optimalisasi aset dari pendapatan treasury ke pendapatan kredit," terangnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to deposit ratio (LDR) bisa tumbuh lebih tinggi yakni mencapai 56,50%.

"LDR juga ditargetkan akan semakin baik,  tahun ini meningkat jadi 58% hingga 60%, karena ini masih di bawah industri tapi kami ingin tumbuh lebih baik dengan fundamental sehingga tumbuh sehat dan menguntungkan," ujarnya.

Sementara itu, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) akan tetap dijaga pada kisaran 2,7% hingga 3%. Kemudian restrukturisasi kredit Covid-19 diperkirakan turun dari Rp 450 miliar menjadi Rp 300 miliar pada tahun ini.

Diikuti rasio Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) diperkirakan berada pada angka 74% hingga 75%. Sedangkan biaya kredit perusahaan ditargetkan tumbuh 0,9% dengan coverage level di atas 100% dan Return On Asset (ROA) di angka 2% hingga 2,2%.

Sementara rasio profitabilitas atau Return on Equity (ROE) ditargetkan pada angka 16% hingga 17%, dan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di targetkan di angka 22% hingga 23% pada 2023. 

"Strateginya dengan menguatkan di segmen konsumer, kami akan kembangkan sisi konsumer lain yaitu KPR dan KKB, makanya dalam transformasi akan dibentuk svvp consumer banking, ada sifatnya khusus di syariah, konsumer dan korporasi sehingga bisnis prosesnya lebih mudah dan cepat," pungkasnya. 

Baca Juga: Gandeng 11 BPR, Bank Mandiri Perkuat Jaringan Layanan Digital Perbankan

Penulis: Achmad Ghifari Firdaus
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: