Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transformasi Digital Dongkrak Kinerja Laba BRI hingga 67,15% pada 2022

Transformasi Digital Dongkrak Kinerja Laba BRI hingga 67,15% pada 2022 Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

Efisiensi yang terwujud dari transformasi digital menjadi salah satu kunci PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencetak laba Rp 51,4 triliun sepanjang 2022.

Angka tersebut melesat 67,15% yoy seiring menurunnya rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Pengamat perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto menilai menurunnya rasio BOPO perseroan tidak terlepas dari transformasi digital yang dilakukan perusahaan.

“Digital itu bisa menghemat banyak. Minimal dari penggunaan kertas dan belum lagi mempercepat proses bisnis dan akuisisi nasabah,” ujar Doddy dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (18/2)

Doddy menjabarkan transformasi digital akan menekan beban operasional bank. Dengan demikian, rasio BOPO bank yang telah mengimplementasikan teknologi dalam banyak sendi bisnis akan ikut menurun.

Selain itu, dampak digitalisasi juga akan terlihat pada struktur dana bank. Kanal digital lazimnya akan meningkatkan dana murah atau current account saving account (CASA) sehingga dapat menekan biaya dana atau cost of fund (CoF).

Baca Juga: Tanggap Bencana, BRI Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir Bondowoso

Lebih lanjut, kesempatan BRI untuk menekan beban operasional melalui digitalisasi masih terbuka luas. Pasalnya, implementasi teknologi di industri perbankan saat ini masih tahap awal dan menengah.

Senada dengan Doddy, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan faktor terjadinya efisiensi bank dalam beberapa tahun terakhir tidak terlepas dari digitalisasi. Dia pun sepakat ke depan digitalisasi akan mendorong efisiensi bank lebih jauh.

“Secara umum hampir semua transaksi dilakukan secara digital. Banyak fasilitas dan fitur transaksi tanpa tatap muka, demikian juga dengan BRI,” katanya.

Amin menilai pada tahun ini strategi efisiensi bank akan memberikan keuntungan tersendiri. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan akan memaksa bank melakukan penyesuaian terhadap tingkat suku bunga.

Dia lanjut menjelaskan, bahwa digitalisasi pun akan memberikan diversifikasi pendapatan melalui pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI).

Oleh karena itu, Amin melihat BRI menjadi salah satu bank yang telah menjadikan FBI satu kontributor utama dalam mendongkrak laba. FBI, lanjut Amin, akan membuat bank tidak hanya mengandalkan pendapatan bunga bersih.

"Fee based income ini efek dari digitalisasi. Suatu saat kontribusinya ke pendapatan akan di atas 40%,” jelasnya.

Dalam konferensi pers paparan kinerja, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kontribusi FBI terhadap perusahaan saat ini sebesar 11,37%.

Baca Juga: Jaring Nasabah Baru, BRI, Pegadaian dan PNM Andalkan Aplikasi Senyum

"Jadi ini sudah doubel digit, 11,37i total pendapatan kami disumbang oleh fee based income, bukan bunga,” ungkapnya.

Selanjutnya, FBI capaian laba BRI sepanjang 2022 juga tidak terlepas dari strategi efisiensi. Sunarso menyampaikan efisiensi juga dihasilkan dari perbaikan struktur pendanaan.

Adapun rasio CASA BRI turun sebesar 360 basis poin (bps) menjadi 66,7%, sehingga berdampak pada CoF yang juga menurun menjadi 1,87%.

Bila dirinci, CASA berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan DPK perusahaan. Sepanjang 2022, giro tumbuh 58,6% yoy dan tabungan naik 5,0% yoy. Pada akhirnya seluruh capaian tersebut membuat laba bank tumbuh, meskipun NIM turun.

BRI mencatat rasio NIM turun 9 bps menjadi 6,8% per Desember 2022. Adapun terkait keberhasilan digitalisasi BRI, salah satunya, BRI mencatat mobile banking BRImo telah dipakai oleh 23,85 juta pengguna, naik 68,48% yoy.

Pada periode yang sama, nilai transaksi naik lebih dari 2 kali lipat menjadi Rp 2.669 triliun dengan volume 1,83 miliar transaksi. Hal ini menunjukkan transaksi digital banking BRI terus meningkat setiap tahun. 

Transformasi digital BRI juga terlihat dari kinerja Agen BRILink yang saat ini telah menjangkau lebih dari 77 persen desa di Indonesia. Nilai transaksi dari agen laku pandai tersebut telah mencapai Rp 1.297 triliun dengan volume mencapai 1,08 miliar transaksi. 

Baca Juga: Satu - satunya dari Indonesia, BRI Masuk Sustainability Yearbook Member dari S&P Global

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: