Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaring Nasabah Baru, BRI, Pegadaian dan PNM Andalkan Aplikasi Senyum

Jaring Nasabah Baru, BRI, Pegadaian dan PNM Andalkan Aplikasi Senyum Kredit Foto: BRI
WE Finance, Jakarta -

Aplikasi Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) yang digunakan untuk menciptakan pertumbuhan nasabah baru Holding Ultra Mikro (UMi) menunjukan hasil yang signifikan. Selain itu, aplikasi ini juga menjadi salah satu ujung tombak Holding UMi untuk memberdayakan ekonomi wong cilik.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin, (30/1) Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan akuisisi nasabah baru menjadi lebih cepat dengan kehadiran Senyum mobile. Menurut Sunarso, aplikasi tersebut menjadi platform penjualan digital terintegrasi dari ketiga entitas (BRI, Pegadaian, PNM) yang memungkinkan joint acquisition.

“Aplikasi Senyum Mobile, ini modifikasi sebenarnya dari Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) dan ini mobile. Itu sekarang sudah dipakai oleh lebih dari 68.000 tenaga pemasar BRI, Pegadaian, dan PNM,” ujar Sunarso dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (15/2).

Agar pemberdayaan tepat sasaran, BRI menggunakan data analitik yang basisnya adalah integrasi data nasabah. Dengan demikian, dapat memudahkan perseroan mengakuisisi lebih dari 6,9 juta nasabah baru untuk membuka akun Simpedes UMi.

"Nasabah-nasabah anyar tersebut terutama berasal dari masyarakat yang tadinya tidak mengenal produk perbankan sama sekali," ungkap Sunarso.

Baca Juga: Viral Mobil Rusak Ditabrak Singa, Apa Bisa Ajukan Klaim Asuransi?

Dengan upaya tersebut, selain peningkatan inklusi keuangan, perusahaan juga turut menanamkan literasi keuangan sehingga nasabah-nasabah baru lebih paham mengakses kredit untuk permodalan, hingga transaksi non-tunai. 

“Sehingga membentuk ekosistem yang lebih cepat dan berdampak ke pertumbuhan, aplikasi ini juga mampu mengefisienkan nasabah dalam bertransaksi sehingga meningkatkan efisiensi yang luar biasa,” lanjut Sunarso.

Sampai dengan September 2022, lebih dari 6,9 juta nasabah tersebut menghasilkan dana murah (CASA) hingga sebesar Rp 678,6 miliar. Hal itu membuka jalan bagi PNM untuk melakukan disbursement pinjaman secara nontunai di mana angkanya terus meningkat mencapai Rp 245 miliar kepada lebih dari 40.000 debitur hingga September 2022.

Sunarso melanjutkan, kehadiran Holding UMi mampu meningkatkan efisiensi kinerja ketiga entitas tersebut, sekaligus dapat melayani lebih banyak nasabah ultra mikro untuk diberdayakan. Efisiensi dapat terlihat dari penurunan cost of fund (CoF) setelah kehadiran holding UMi. Pada September 2021 cost of fund BRI mencapai 2,14% turun menjadi 1,73% pada September 2022. 

Kemudian, untuk Pegadaian, cost of fund juga turun dari mencapai 6,15% menjadi 4,69% pada September 2022.  Diikuti cost of fund PNM dari 8,85 menjadi 7,85% pada kuartal III 2022. 

“Akibatnya, secara total seluruh Holding Ultra Mikro ini menghasilkan perbaikan efisiensi yang sangat baik di mana cost to income ratio (CIR) BRI dulu 42,1% sekarang turun menjadi 37,11%. Artinya terjadi peningkatkan efisiensi yang sangat baik,” kata Sunarso.

Sunarso lanjut menjelaskan bahwa CIR Pegadaian mencapai 63% pada September 2021, sedangkan September 2022 turun menjadi 60,06%. Demikian juga PNM, dari 77,40% sekarang sudah turun menjadi 60,19% pada periode yang sama.

“Saya kira ini, tidak bisa dipungkiri adalah keberhasilan dari proses digitalisasi, bisnis, underwriting, dan kemudian transaksi di yang kecil-kecil terutama yang di nasabah-nasabah Mekaar di PNM,” ungkapnya.

Lebih lanjut, sinergi ketiga entitas melalui Holding UMi menghasilkan pertumbuhan kredit secara total sebesar 13,9%. Sunarso memerinci, PNM mampu menumbuhkan kredit setelah dibentuk holding sebesar 27,1%. Pertumbuhan tersebut dinilai sebagai penaikan kredit yang sangat agresif.

Pegadaian juga mampu tumbuh 5,4%, sedangkan BRI sendiri untuk segmen UMi yang tergabung dalam bisnis mikro mampu tumbuh 14,0%. Atas pertumbuhan itu Sunarso menekankan bahwa pihaknya berkomitmen mengiringinya dengan penerapan manajemen risiko yang baik sehingga kualitas kredit terjaga. 

Baca Juga: Laba Melesat hingga 20%, DBS Akan Tebar Dividen ke Pemegang Saham

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: