Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Re: Serikat Pekerja BUMN Berperan Signifikan dalam Pencapaian Indonesia Emas 2045

Indonesia Re: Serikat Pekerja BUMN Berperan Signifikan dalam Pencapaian Indonesia Emas 2045 Kredit Foto: Ist
WE Finance, Jakarta -

Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai memiliki peran yang signifikan dalam membantu pencapaian target visi Indonesia Emas 2045. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, Benny Waworuntu, saat menjadi pembicara dalam Kongres III Serikat Pekerja BUMN.

Benny mengatakan BUMN dengan nilai aset mencapai Rp 9.000 triliun dan ekosistem usaha yang sangat beragam tentu memainkan peran penting dalam mewujudkan visi tersebut. Dia mencontohkan, di sektor asuransi saja, BUMN memiliki perusahaan yang bergerak di sektor asuransi jiwa, asuransi umum, dan reasuransi, serta layanan usaha berbasis syariah.

“Jadi, BUMN memainkan peranan yang sangat penting sebagai driver dan katalisator untuk ikut mendorong pencapaian target-target yang ada di Indonesia Emas 2045,” ujar Benny dalam keterangan resmi, dikutip Senin (13/2).

Tidak hanya sebagai organisasi usaha, BUMN juga didukung oleh ratusan ribu sumber daya manusia atau SDM yang kuat di bawah Serikat Pekerja (SP) BUMN yang menjadi aset atau modal utama sebagai agen perubahan di nusantara.

Dengan begitu, BUMN bisa menjadi penggerak utama baik sebagai keseluruhan maupun masing-masing organisasi usaha di bidangnya.

Baca Juga: Kantongi Restu OJK, Ini 3 Langkah Penyehatan Keuangan AJB Bumiputera 1912

“BUMN dan SP BUMN bisa memainkan peranan penting sebagai agen perubahan baik secara individu maupun organisasi dalam menjalankan peran berdasarkan core value kami, yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (AKHLAK)," terangnya. 

Namun, untuk membantu perwujudan visi Indonesia Emas 2045, Benny mengungkapkan ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh BUMN dan SP BUMN. Pertama adalah dari sisi organisasi, sedangkan yang kedua dari sisi SDM.

Terkait organisasi, Benny menjelaskan bahwa BUMN harus bisa terus mengkaji organisasi agar dapat memaksimalkan produktivitas dari karyawan dan proses bisnis. 

Saat ini, ekosistem BUMN sudah mengerucut dengan 41 perusahaan inti. Dengan kondisi itu, BUMN perlu terus mengkaji apakah bentuk atau ekosistem yang sudah terbentuk itu sudah cukup efektif untuk bisa berkembang dan saling melengkapi.

“Artinya, apakah organisasi yang ada sekarang itu bisa lebih suportif untuk bisa memaksimalkan produktivitas dari karyawan dan proses bisnis? dan apakah sudah cukup linier dan bisa lebih lincah dalam menyikapi perubahan yang harus dilakukan untuk bisa mencapai target yang ada di dalam Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Baca Juga: Akses Keuangan Belum Merata, DPR Soroti Digitalisasi dan Literasi Perbankan Digital

Kemudian, dari sisi SDM, kesiapan pekerja perlu menjadi perhatian setiap BUMN sehingga dipastikan pengembangan SDM bisa berjalan optimal. Selain itu, Benny menegaskan setiap pekerja BUMN harus memiliki inisiatif untuk melakukan pengembangan diri baik di dalam organisasi maupun secara mandiri.

“Pekerja itu tidak boleh hanya menggantungkan pengembangan dari organisasi atau tempat dia bekerja, tapi dia harus punya juga keinginan untuk mengembangkan diri untuk bisa berkontribusi secara maksimal pada organisasi BUMN tempat dia bekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dari BUMN tersebut," katanya.

Menurutnya, Indonesia Re sebagai BUMN di bidang reasuransi, terus berupaya untuk mengimplementasikan hal tersebut. Visi yang telah disepakati bersama antara pemerintah, selaku pemegang saham, dan direksi serta komisaris terus dikomunikasikan dengan terperinci kepada seluruh SDM di Indonesia Re.

Dengan begitu, jelas Benny, setiap individu pekerja yang ada di Indonesia Re mengetahui dan memahami target pencapaian masing-masing. “Jadi, setiap orang sudah jelas targetnya apa, bagaimana dia bisa berkontribusi, yang pada akhirnya berdampak pada kinerja organisasi atau perusahaan," terang Benny.

Baca Juga: Kerugian Melandai Hingga 50,52%, Indonesia Re Siapkan Strategi Bisnis Baru

Penulis: Wenti Ayu Apsari
Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: