Menu
Perbankan
Finansial
Asuransi
Multifinance
Fintech
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Usulkan PMN Rp 1 Triliun untuk Perbaiki Solvabilitas dan Bisnis Indonesia Re

BUMN Usulkan PMN Rp 1 Triliun untuk Perbaiki Solvabilitas dan Bisnis Indonesia Re Kredit Foto: Sufri Yuliardi
WE Finance, Jakarta -

Berbagai langkah ditempuh Kementerian BUMN untuk kembali menyehatkan keuangan PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re). Salah satunya dengan mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi Indonesia Re senilai Rp 1 triliun untuk 2024. 

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, bahwa rasio solvabilitas (RBC) Indonesia Re mengalami penurunan signifikan akibat peningkatkan klaim asuransi kredit dan asuransi jiwa kredit semasa Covid-19. 

"Oleh karena itu, kita berencana menambah permodalan, sehingga menambahkan RBC di atas 120%. Dan (permodalan) ini digunakan untuk pertumbuhan Indonesia Re untuk 5 tahun ke depan," kata pria yang akrab disapa Tiko ini dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (5/6).

Selain faktor kesehatan keuangan, ternyata Kementerian BUMN juga berambisi memiliki reasuransi skala nasional yang bisa melakukan asuransi on shoring daripada reasuransi dengan skala menengah kecil. 

"Saat ini, Indonesia Re sudah cukup aktif dengan share sekitar 50%," ungkap Tiko. 

Pada Februari 2023 lalu, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu pernah menyampaikan, bahwa lini bisnis reasuransi jiwa terdampak klaim Covid-19 pada 2021 lantaran pelaporan klaim masuk di kuartal I 2022 atau mengalami keterlambatan klaim.

Baca Juga: Bidik Nasabah Premium, AIA Gandeng BCA Luncurkan Produk Unit Link Sesuai Aturan OJK

Di samping itu, masih ada klaim covid-19 yang terjadi pada 2022 yang mayoritas berasal dari produk asuransi kesehatan. Namun sampai dengan Desember 2022, total klaim Covid-19 sudah jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2021. Total klaim Covid-19 2021 sebesar Rp 325 miliar dan total klaim Covid-19 sampai Desember 2022 sebesar Rp 98 miliar. 

Menurutnya, dampak Covid-19 juga memengaruhi kinerja underwriting sektor reasuransi umum. Secara tidak langsung, lini usaha aneka khususnya lini finansial yang mencakup suretyship dan asuransi kredit, membukukan nilai klaim sekitar Rp 200 miliar pada 2021. Sampai dengan Desember 2022, hasil underwriting sektor asuransi kredit minus Rp 123 miliar.

Untuk melanjutkan pemulihan kinerja, Indonesia Re akan melakukan eksplorasi bisnis baru untuk 2023 melalui kerja sama dengan cedant dan stakeholder lain dengan menyiapkan asuransi untuk mobil listrik, pembangunan ibu kota negara, pengembangan reasuransi untuk aset BUMN, dan energi terbarukan.

Benny menyampaikan, asuransi properti masih menjanjikan pada 2023 sehingga Indonesia Re akan melakukan penjajakan mengenai penutupan aset BUMN. Perusahaan juga akan mengeksplorasi bisnis lainnya yang juga mendukung program pemerintah, tren kendaraan bermotor listrik, serta area bisnis baru lainnya.

"Untuk lini bisnis reasuransi jiwa, Indonesia Re akan secara aktif meningkatkan porsi bisnis produk asuransi individu jiwa. Pasalnya, lini bisnis ini selalu memberikan hasil positif dalam portfolio Indonesia Re," kata Benny.

Baca Juga: BRI Life Bayarkan Klaim Asuransi ke Nasabah Senilai Rp 1,31 Triliun di Kuartal I 2023

Sebagai informasi, pada 2019, porsi asuransi individu jiwa dalam portofolio bisnis perseroan mencapai 26%. Sedangkan hingga september 2022 porsinya meningkat menjadi 38%.

Strategi lain yang akan ditempuh melalui perbaikan pengelolaan aset atau portofolio investasi. Hal ini ditempuh melalui penguatan tata kelola, kebijakan investasi dengan pendekatan liability driven investment dan strategi yang lebih memprioritaskan aspek solvabilitas dan manajemen risiko.

"Indonesia Re juga akan memacu efisiensi biaya dengan pemanfaatan teknologi secara optimal yang diharapkan memberikan dampak positif dalam hal penghematan biaya operasional perusahaan," ucap Benny.

Selain itu, Benny mengatakan Kementerian BUMN telah memberikan sinyal positif terkait dukungan penambahan modal kepada Indonesia Re pada 2023. Pihaknya saat itu menunggu surat resmi Kementerian BUMN terkait dukungan penambahan modal.

"Dalam hal ini, Indonesia Re juga sedang melakukan pengajuan tambahan modal kepada pemegang saham melalui PMN dan untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan mengusulkan untuk mengkonversi liabilitas Rekening Dana Investor (RDI) menjadi PMN nontunai," tandasnya. 

Baca Juga: Tuntaskan Migrasi Polis Jiwasraya, IFG Akan Raih Suntikan Dana Rp 3 Triliun dari Pemerintah

Penulis/Editor: Ferrika Lukmana Sari

Bagikan Artikel: